Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan raihan lifting migas pada semester I 2021 belum mencapai target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan lifting minyak per 30 Juni 2021 mencapai 666,58 ribu barel oil per day (bopd). Raihan ini setara 94,6% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar 705 ribu bopd
Merujuk data SKK Migas, dari 15 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) utama, 9 KKKS masih mencatatkan realisasi lifting di bawah target.
“Terlambatnya pengeboran sumur pengembangan sehingga realisasi produksi belum mencapai yang diharapkan. (Tapi) realisasi lifting migas Juli sudah meningkat, tapi memang karena rendah awal tahun sehingga semester I seperti itu,” kata Dwi dalam Konferensi Pers, Jumat (16/7).
Dwi merinci, untuk Exxon Mobil Cepu Ltd, realisasinya baru mencapai 95,4% atau sebesar 208,93 ribu bopd dari target 219 ribu bopd. Belum tercapainya target ini dikarenakan terjadinya water cut yang mengakibatkan peningkatan kandungan air dan gas yang di luar perkiraan.
Dwi pun memastikan, upaya meningkatkan kinerja dilakukan salah satunya dengan penambahan investasi berupa kegiatan pengeboran. “Sekarang lagi diskusi dengan Exxon untuk tambahan rencana investasi, programnya adalah pengeboran 5 sumur infield dan eksplorasi dengan mengebor tambah dua sumur. Kita harap tambahan potensi untuk atasi penurunan ini,” jelas Dwi.
Selain itu, realisasi rendah turut dicatatkan Petrochina International Jabung Ltd yang lifting-nya sebesar 14,28 ribu bopd dari target sebesar 16 ribu bopd.
Dwi mengungkapkan rendahnya capaian ini akibat KKKS masih menanti kepastian perpanjangan operasi pasca 2023 mendatang. Seperti diketahui, Production Sharing Contract (PSC) Blok Jabung akan berakhir pada 2023 mendatang.
“Beberapa rencana pengembangan masih menunggu. Kalau nanti sudah jelas ke depan seperti apa, jika mereka masih jadi konsorsium maka akan investasi. Ini agak mundur karena persetujuannya masih kita proses,” kata Dwi.
Realisasi yang belum mencapai target juga terjadi untuk PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang sebesar 160,64 ribu bopd (97,4% dari target dalam APBN sebanyak 165 ribu bopd.
Kinerja kurang menggembirakan juga ditunjukkan sejumlah anak usaha Pertamina. Pertamina EP mencatatkan realisasi lifting 71,42 ribu bopd atau 84% dari target APBN sebesar 85 ribu bopd. Pertamina Hulu Energi ONWJ dengan lifting sebesar 27,61 ribu bopd atau 98,6% dari target APBN sebesar 28 ribu bopd.
Pertamina Hulu Energi OSES dengan realisasi lifting 24,59 ribu bopd atau 91,1% dari target 27 ribu bopd. Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan realisasi 9,17 ribu bopd atau 87,4% dari target sebesar 10,5 ribu bopd. Pertamina Hulu Sanga Sanga dengan realisasi 11,8 ribu bopd atau 99,2% dari target APBN sebesar 11,9 ribu bopd. Kemudian, BOB PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu dengan realisasi 8,62 ribu bopd atau 95,9% dari target 9 ribu bopd.
Sejumlah KKKS yang raihan lifting-nya melampaui target antara lain, Pertamina Hulu Mahakam dengan lifting sebesar 26,31 ribu bopd atau 119,6% dari target APBN sebesar 22 ribu bopd. Medco E&P Natuna dengan lifting 15,1 ribu bopd atau 143,8% dari target sebesar 10,5 ribu bopd. Petronas Carigali sebesar 7,45 ribu bopd setara 100,6% dari target 7,40 ribu bopd.
Medco E&P Rimau dengan lifting 6,24 ribu bopd setara 115,7% dari target sebesar 5,4 ribu bopd. JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi Ltd dengan lifting 7,46 ribu bopd setara 115,3% dari target sebesar 6,47 ribu bopd. Terakhir, Conocophillips (Grissik) dengan lifting 7,03 ribu bopd setara 105,1% dari target sebesar 6,69 ribu bopd.
Sementara itu, realisasi lifting gas mencapai 5.430 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) atau 96,3% dari target dalam APBN sebesar 5.638 MMSCFD.
Merujuk paparan SKK Migas, hanya ada 5 KKKS dari 15 KKKS utama yang belum mencapai target antara lain BP Berau Ltd dengan raihan 1.036 MMSCFD atau setara 86,3% dari target 1.200 MMSCFD. Pertamina EP dengan lifting gas sebesar 692 MMSCFD atau setara 98,9% dari target sebesar 700 MMSCFD, Petrochina International Jabung dengan lifting 179 MMSCFD atau setara 94,2% dari target APBN sebesar 181 MMSCFD.
Kemudian, dua KKKS lainnya yakni Husky-CNOOC Madura Ltd dengan lifting 96 MMSCFD atau setara 96,2% dari target 100 MMSCFD dan Pearl Oil Sebuku dengan lifting 86 MMSCFD atau setara 95,4% dari target dalam APBN 2021 sebesar 90 MMSCFD.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan dampak pandemi covid-19 yang masih terasa hingga tahun ini diakui membuat upaya mendorong produksi dan lifting menemui tantangan. Kendati demikian, pihaknya menargetkan upaya perbaikan produksi dapat dilakukan tahun ini demi meningkatkan target di tahun depan.
“Untuk long term plan tentu saja terjadi koreksi, kita setting strong condition harusnya untuk tahun ini agar bisa menanjak tahun depan. Kita sudah canangkan tidak ada penurunan tapi kenyataannya masih turun 3% atau 4% di tahun ini,” pungkas Julius.
Sumber Kontan, edit koranbumn