PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyetujui rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Adapun aksi korporasi ini merupakan bagian dari pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro bersama dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, perseroan akan menerbitkan saham baru kira-kira 28,67 miliar seri B melalui rights issue ini. Pemerintah akan menggunakan haknya dengan inbreng saham dari Pegadaian dan PNM dan pemerintah pun masih tetap memiliki satu saham seri A Pegadaian dan PNM.
“Dana yang terkumpul akan digunakan untuk pembentukan holding ultra mikro, sedangkan sisanya untuk pengembangan bisnis holding ultra mikro, dan segmen mikro,” ujar Sunarso saat konferensi pers virtual, Kamis (22/7).
Ia menuturkan, BRI memiliki visi menjadi juara dalam inklusi keuangan pada 2025. Sunarso menyebut, pembentukan holding ultra mikro menjadi sinergi tepat untuk melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan bunga kredit lebih murah lagi.
“Ini juga sejalan untuk mendorong keberlangsungan bisnis segmen ultra mikro. Selain itu, ini juga sejalan dengan keinginan pemerintah untuk mendorong BUMN sebagai agen penciptaan nilai dan pertumbuhan nasional,” kata dia.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu RK mengatakan, BRI ingin menyediakan layanan keuangan yang lebih lengkap kepada pelaku ultra mikro nasional.
Sumber Republika, edit koranbumn