PT Hutama Karya (Persero) menyatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dimulai awal Juli 2021 berimbas kepada turunnya volume lalu lintas (VLL) di Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dan di kawasan Jabodetabek.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mencatat VLL ruas tol perseroan secara konsolidasi ketika PPKM dimulai, turun 30 persen menjadi 166.727 kendaraan. Adapun, VLL tersebut merupakan gabungan dari 9 ruas yang terdiri dari 2 ruas di kawasan JTTS dan 7 ruas di JTTS.
“Dikarenakan belum ada penutupan gerbang tol di jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya yang diakibatkan oleh PPKM, penurunan pendapatan pun tidak terlalu signifikan,” katanya kepada Bisnis, Minggu (1/8/2021).
Secara terperinci, ruas yang dimaksud Tjahjo adalah Tol JORR Seksi S, Akses Tanjung Priok, Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Kayu Agung, Palembang-Indralaya, Medan-Binjai, Pekanbaru-Dumai, dan Sigli-Banda Aceh. Adapun, Hutama Karya memfasilitasi empat titik pemeriksaan di JTTS, yakni Gerbang Tol (GT) Bakauheni Selatan, GT Simpang Pematang, GT Kayu Agung, dan GT Binjai.
Keempat titik pemeriksaan tersebut untuk membatasi mobilitas di tiga ruas, yakni Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Kayu Agung, dan Medan Binjai. Tjahjo menyebutkan pihaknya telah memeriksa 4.606 kendaraan di 4 ruas tersebut selama 11-25 Juli 2021.
Dalam pemeriksaan tersebut, Tjahjo mengatakan pihaknya telah memulangkan 360 kendaraan atau 7,81 persen dari total kendaraan yang diperiksa. Menurutnya, pemutarbalikan kendaraan tersebut disebabkan oleh tidak lengkapnya dokumen persyaratan mobilitas selama PPKM.
Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mencatat lalu lintas harian rata-rata (LHR) jalan tol nasional telah anjlok sekitar 30-40 persen selama 5 hari PPKM dibandingkan sebelum PPKM. Sebagian LHR ruas tol bahkan terkontraksi lebih dalam.
Secara keseluruhan, ATI mendata angka LHR ruas tol aglomerasi anjlok 50—70 persen dibandingkan dengan kondisi normal. Sementara itu, LHR ruas tol konektivitas merosot sekitar 30—40 persen.
Seperti diketahui, ruas tol aglomerasi adalah ruas tol yang menghubungkan kawasan metropolitan seperti Jabodetabek. Adapun, ruas tol konektivitas umumnya menghubungkan beberapa wilayah, seperti Jalan Tol Trans-Jawa dan Jalan Tol Trans-Sumatra.
Di sisi lain, realisasi LHR jalan tol sepanjang 2020 hanya mencapai 20—30 persen dari realisasi LHR 2019. Dengan kata lain, pandemi Covid-19 telah memukul LHR tol nasional hingga 70 persen secara tahunan.
Sekretaris Jenderal ATI Krist Ade Sudiyono mengatakan bahwa penurunan LHR tersebut bervariasi berdasarkan jenis jalan tol. Menurutnya, penurunan LHR terdalam terjadi di ruas tol dengan PPKM yang diperketat dengan kebijakan pemerintah daerahnya.
“Otomatis pembatasan ini menurunkan lalu lintas. Mengingat traveling mode itu saling terkoneksi, maka [PPKM] di jalan tol akan berdampak ke ruas lain,” ucapnya
Sumber Bisnis, edit koranbumn