– PT PP Presisi Tbk., melalui anak usahanya yaitu PT Lancarjaya Mandiri Abadi (LMA), akan membangun infrastruktur pertambangan di Jambi.
PT LMA telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan PT Putra Bulian Properti (PBP) dan PT Wahana Catur Mas (WCM) pada 30 Juli 2021 untuk mengerjakan proyek tersebut.
Rully Noviandar, Komisaris Utama LMA sekaligus Direktur Utama PP Presisi, mengatakan MoU tersebut merupakan langkah awal dari kerjasama pembangunan pertambangan di Jambi.
“[Pembangunan infrastruktur pertambangan] diperkirakan bernilai lebih dari Rp6 triliun yang diharapkan dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat Jambi,” kata Rully dalam siaran persn, Minggu (1/8/2021).
Lebih lanjut, pembangunan infrastruktur pertambangan ini seluruhnya akan dikerjakan oleh LMA. Direktur Operasi PP Presisi Darwis Hamzah menjelaskan LMA akan melakukan pembangunan pelabuhan sungai seluas 100 hektare, kawasan industri Jambi seluas 2.777 hektare serta pembangunan jalan khusus angkutan komoditas sepanjang 90 kilometer.
Adapun, PT LMA merupakan anak usaha emiten dengan kode saham PPRE tersebut dengan porsi kepemilikan sebesar 51 persen.
Setelah penandatanganan MoU, ketiga perusahaan akan membentuk tim kerja yang bersama-sama akan menganalisa aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis serta bertukar infomasi atau data yang mungkin diperlukan guna menunjang studi kelayakan tersebut.
Pengerjaan infrastruktur pertambangan ini sejalan dengan rencana PP Presisi yang tengah memperkuat segmen jasa pertambangan sebagai strategi perusahaan mengoptimalkan aset alat berat dan meningkatkan perolehan pendapatan yang stabil untuk jangka waktu yang panjang.
Hingga Juli 2021, PP Presisi telah mengerjakan dua proyek jasa tambang nikel besar di Indonesia yakni di Morowali, Sulawesi Tengah dan Weda Bay di Halmahera.
Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh PPRE dalam jasa pertambangan mencakup pekerjaan mining development seperti hauling road development, stockyard and pit development, mining infrastrukcture development serta mining services maupun hauling services.
Hingga Juni 2021, PPRE mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp2,8 triliun atau setara dengan 75 persen dari target RKAP 2021.
“Kontribusi mining services hingga saat ini mencapai 23 persen dari total pencapaian kontrak yang diperoleh PP Presisi sampai dengan Juni 2021. Kami harapkan, kontribusi tersebut dapat terus meningkat hingga akhir 2021 bahkan menjadi lebih dari 50 persen pada lima tahun mendatang,” tutup Darwis.
Sumber Bisnis, edit koranbumn