Di dunia perguruan tinggi, fenomena disrupsi dapat dilihat dari berkembangnya riset-riset kolaborasi antara peneliti perguruan tinggi dan industri migas dari berbagai disiplin ilmu. Sedangkan di industri migas, riset-riset yang dilakukan tidak hanya berorientasi pada penyelesaian masalah tetapi juga mampu menemukan potensi masalah maupun potensi nilai ekonomi.
Hal tersebut diungkapkan Dr. Ir. Sudarmoyo, S.E,M.S dari UPN saat menjadi salah satu pembicara dalam Forum Ideasi Riset Pertamina-Universitas 2018 yang diadakan di Gedung Arie Frederik Lasut, Kampus UPN Yogyakarta, pada (12/12/2018).
Hal senada disampaikan Dr. Kartono Sani dari RTC Pertamina. Menurutnya, untuk mewujudkan nilai ekonomi, inovasi, kolaborasi, dan riset menjadi kunci dalam pengembangan bisnis migas. “Karena itu, Pertamina berupaya mewujudkannya melalui Research Technology Center yang memiliki empat tujuan utama, yaitu mengoptimalkan revovery dari sumber daya existing, mengakses sumber daya baru, mendorong produktivitas dan efisiensi operasional, serta mendukung berkelanjutan bisnis,” tambah Kartono.
Ia menambahkan, Forum Ideasi Riset Pertamina dan Universitas menjadi salah satu cara menjalankan kunci tersebut. Inovasi dapat dihasilkan melalui proposal-proposal yang telah berhasil masuk. Pengembangan riset dapat diimplementasikan jika sesuai dan berpotensi untuk diimplementasikan. Terakhir ialah kolaborasi, Pertamina menggandeng perguruan tinggi sebagai kolaborasi untuk mengembangkan teknologi dan riset energi terbarukan untuk masa depan.
“Hal ini juga menjadi cara Pertamina mewujudkan world class company dengan memiliki riset dan teknologi yang berkembang dan mumpuni,” kata Vice President Upstream Technology Center Pertamina Sigit Rahardjo.
Sumber PERTAMINA