PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatatkan jumlah transaksi zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) yang signifikan sebesar 1,5 juta transaksi, atau naik 7,64 persen secara tahunan pada pertengahan tahun ini.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan Ziswaf merupakan salah satu produk yang akan menjadi fokus perseroan dalam pengembangan bisnis ke depan. Terlebih penyaluran Ziswaf yang kuat akan membantu banyak masyarakat kelas bawah untuk dapat bertahan dan bangkit pada pemulihan ekonomi masa pandemi ini.
Hery menuturkan perseroan terus mendorong pengembangan produk Ziswaf melalui BSI Mobile. Hal ini ditujukan untuk dapat menjangkau lebih banyak nasabah, khususnya kawula muda.
Terlebih, kelompok ini sudah mulai memiliki penghasilan tetap sehingga berpeluang besar untuk membantu banyak masyarakat yang membutuhkan.
“Tentu Ziswaf akan terus kami dorong. Kami berharap, zakat dapat semakin dipopulerkan di kalangan milenial yang sudah berpenghasilan tetap, di mana ada sebagian rezeki kalangan milenial yang menjadi hak para mustahik yang wajib disalurkan,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Beberapa strategi Bank BSI, Hery memaparkan adalah pembentukan unit pengelola zakat nasional. Perseroan juga telah berkolaborasi dengan beberapa lembaga amil zakat untuk mengembangkan fitur smart donation guna semakin mempermudah, dan mempercepat penyaluran zakat secara digital.
Dalam kesempatan lain, Chief of Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo menyampaikan realisasi pengumpulan Ziswaf tahun lalu mencapai Rp12,5 triliun.
Adapun pada 2021, pengumpulan Ziswaf diproyeksi bisa mencapai Rp19,77 triliun dan akan meningkat hingga Rp54,32 triliun pada 2023.
“Kalau bank sebagai penempatan dana Ziswaf tentu trennya pasti terus naik selama penerimaan ziswaf terus naik. Pembayaran Ziswaf sebagian besar dilakukan dengan rekening perbankan. Khusus untuk wakaf, bank syariah saat ini ditunjuk menjadi lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang [LKS-PWU],” sebutnya.
Dalam ekonomi Islam, Banjaran menuturkan Ziswaf khususnya zakat, infak, dan sedekah diperuntukkan bagi pemberdayaan masyrakat yang membutuhkan, khususnya 8 asnaf untuk penerima zakat.
“Semakin banyak penghimpunan Ziswaf, maka akan semakin banyak masyarakat yang akan terberdayakan, sehingga diharapkan dapat keluar dari garis kemiskinan, mandiri, kemudian turut berkontribusi bagi perekonomian,” sebutnya.
Di samping itu, Banjaran tak menampik pula bank penyalur juga akan mendapat manfaat dengan meningkatkan fokus pada produk Ziswaf.
Menurutnya, penghimpunan ziswaf yang lebih baik khususnya melalui platform rekening perbankan syariah akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah, terutama dalam peran dan fungsi perbankan syariah yang tidak hanya berorientasi komersial tetapi juga sosial.
Penghimpunan ziswaf yang lebih baik diharapkan pun meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang lebih baik dan menjadi berkontribusi bagi perekonomian.
“Masyarakat yang naik kelas ekonominya karena menjadi masyarakat yang produktif tentu akan menjadi potensi nasabah pembiayaan produktif perbankan syariah,” sebutnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn