Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Suryo Eko Hadianto menilai bahwa cadangan batu bara di dalam negeri harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Langkah itu perlu dilakukan sebelum bisnis emas hitam itu memasuki masa suram di tengah tekanan perubahan iklim.
Dia mengatakan, bisnis batu bara suatu saat akan mengalami masa kegelapan dan tidak laku lagi dengan makin masifnya tekanan dunia internasional untuk meninggalkan penggunaan batu bara dan beralih ke energi bersih.
Namun, di sisi lain, cadangan batu bara di Indonesia masih sangat melimpah yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa.
Untuk itu, menurutnya, peranan batu bara ini tidak bisa diabaikan begitu saja dan serta merta beralih mengadopsi teknologi energi bersih yang disodorkan oleh negara-negara maju.
“Apakah kita akan ternina bobo dengan teknologi energi bersih, walaupun belum kita kuasai, dan tinggalkan batu bara kita di dalam tanah. Begitu masa gelap bisnis batu bara kita baru sadar cadangan yang ada di perut bumi ini tidak pernah termanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia,” ujar Suryo dalam sebuah webinar, Senin (16/8/2021).
Oleh karena itu, dia menilai bahwa selagi masih ada waktu, batu bara harus dieksploitasi besar-besaran dengan cara melakukan hilirisasi untuk menghasilkan produk turunan batu bara yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, menurutnya, para pelaku usaha batu bara juga perlu mulai menyisihkan dana untuk investasi pengembangan carbon capture sehingga emisi karbon dari batu bara bisa ditekan.
“Ke depan, bisnis berbasis batu bara akan mengarah kepada penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan dalam operasinya dan comply terhadap aturan mengenai emisi karbon. Ini mau tidak mau harus diupayakan oleh seluruh insan penambangan batu bara. Upayanya antara lain, dekarbonisasi proses operasional dan carbon capture, utilization, and storage [CCUS] ini harus segera dikembangkan sehinga batu bara kita bisa eksploitasi tapi emisi karbon kita capture,” kata Suryo.
Sumber Bisnis, edit koranbumn