PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) memperkirakan akan menggelontorkan dana operasi perusahaan senilai US$30 juta atau senilai Rp432,360 miliar (kurs Rp14.412) untuk membayar program pensiun dini tahap II tahun ini yang ditawarkan kepada karyawannya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan mengatakan program restrukturisasi karyawan tahap 1 telah dilakukan pada 2020 dengan total sebanyak 591 karyawan mengambil program pensiun dini. Selanjutnya, pada tahap 2 tahun ini rencananya diikuti sebanyak 1.100 karyawan.
“Kami eksuskesi program ini secara bertahap. Program tahap kedua butuh dana US$30 juta yang dialokasikan dana dari operasi perusahaan perbulan,” ujarnya, Kamis (19/8/2021).
Irfan mengatakan kebijakan ini merupakan pilihan yang berat tetapi dengan kondisi perusahaan saat ini konsisten raisonalisasi Sumber Daya Manusia perlu tetap dilakukan. Orfan lantas memaparkan sejumlah kebijakan program yang telah dilakukan Garuda kepada karyawannya untuk mengefisiensikan kinerja perusahaan diantaranya yaitu dengan menyelesaikan kontrak percepatan kotrak pegawai status PKWT.
Kemudian, tidak lagi merekrut karyawan baru. Perseroan juga menawarkan program pensiun dipercepat. Tka berhenti di situ, perusahan juga telah merumahkan karyawan, hingga potongan gaji pegawai hingga 50 persen sampai kondisi keuangan membaik.
Maskapai pelat merah tersebut juga membeberkan pada 2020 jumlah penumpang hanya mencapai 10,8 juta penumpang atau turun lebih dari 66 persen dibandingkan dnegan pada 2019 mencapai 31,9 juta penumpang. Hingga akhir tahun lalu Garuda memiliki 15 rute internasiona dan 48 rure domestik.
“Tujuan perjalanan juga nampak sekali ada penurunan tajam di sisi leisure, 2019 porsinya mencapai 30 persen pada 2020 hanya 19 persen,” imbuhnya.
Sebelumnya GIAA mengaku tengah dalam tahap awal menawarkan program pensiun yang dipercepat bagi karyawan yang memenuhi kriteria dan persyaratan keikutsertaan program tersebut. Penawaran program ini dilakukan sejalan dengan upaya pemulihan kinerja usaha yang tengah dijalankan perserioan. Maskapai pelat merah tersebut ingin menjadi lebih sehat serta adaptif menjawab tantangan kinerja usaha pada era kenormalan baru.
“Terlebih dengan situasi pandemi yang masih terus berlangsung hingga saat ini, mengharuskan Perusahaan melakukan langkah penyesuaian aspek suplai dan permintaan ditengah penurunan kinerja operasi imbas penurunan trafik penerbangan yang terjadi secara signifikan,” ujarnya.
Menurutnya program pensiun dipercepat ini ditawarkan secara sukarela terhadap karyawan yang telah memenuhi kriteria. Kebijakan ini menjadi penawaran terbaik yang dapat diupayakan terhadap karyawan di tengah situasi pandemi saat ini, yang tentunya senantiasa mengedepankan kepentingan bersama seluruh pihak.
Emiten berkode saham GIAA tersebut juga memastikan bahwa seluruh hak pegawai yang akan mengambil program tersebut akan dipenuhi sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku serta kebijakan perjanjian kerja yang disepakati antara karyawan dan Perusahaan. Melalui program pensiun yang dipercepat tersebut perseroan berupaya memberikan kesempatan kepada karyawan yang ingin merencanakan masa pensiun sebaik mungkin, khususnya bagi mereka yang memiliki prioritas lain di luar pekerjaan, maupun peluang karir lainnya di luar perusahaan.
“Ini merupakan langkah berat yang harus ditempuh Perusahaan. Namun opsi ini harus kami ambil untuk bertahan ditengah ketidakpastian situasi pemulihan kinerja industri penerbangan yang belum menunjukan titik terangnya di masa pandemi Cocid-19 ini,” tekannya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn