PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. atau BRI Agro berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.
Dalam keterbukaan informasi pada hari ini (19/8/2021), perseroan berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,15 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham yang akan ditawarkan melalui PMHMETD. Jumlah saham baru yang diterbitkan setara dengan 9,96 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan pada tanggal 31 Juli 2021.
Adapun, harga pelaksanaan rencana PMHMETD akan ditetapkan dan diumumkan kemudian di dalam prospektus PMHMETD. Selanjutnya, harga pelaksanaannya paling sedikit sama dengan batasan harga terendah saham yang diperdagangan di pasar reguler dan pasar tunai.
“Penetapan jumlah dan harga pelaksanaan, akan memperhatikan kondisi terakhir dari hal-hal antara lain kondisi makroekonomi, industri perbankan dan pasar modal, kondisi fundamental dan kinerja perseroan, volatilitas harga saham perseroan dan masukan dari pemegang saham,” tulis direksi dalam keterbukaan informasi.
Dana hasil pelaksanaan PMHMETD setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk penguatan permodalan terutama sebagai modal kerja perseroan dalam rangka penyaluran dana berbasis digital.
BRI Agro berencana menyelenggarakan RUPSLB untuk meminta persetujuan pemegang saham yang akan digelar pada 27 September 2021. Perseroan memiliki waktu 12 bulan setelah RUPS untuk melaksanakan rights issue.
Dengan asumsi seluruh saham yang diterbitkan diambil bagian oleh seluruh pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya, maka kepemilikan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. sebesar 86.09 persen dan masyarakat dengan kepemilikan kurang dari 5 persen sebesar 13,91 persen.
Adapun dengan asumsi HMETD hanya diambil bagian oleh BRI dan seluruh pemegang saham lainnya tidak melaksanakan haknya, maka kepemilikan saham BRI menjadi 87,19 persen dan masyarakat 12,81 persen.
Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD nya akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 9,06 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn