Universitas Aisyiyah Yogyakarta lakukan acara Ground Breaking Pembangunan Masjid Walidah Dahlan yang dilaksanakan secara daring bersama dengan seluruh BUMN di Indonesia, Sabtu (14/08).
Acara dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, dan turut hadir Direktur SDM, Umum dan IT Perum Perhutani Muhamad Denny Ermansyah serta jajaran Direksi BUMN seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut Erick Thohir menjelaskan kekagumannya dengan sosok pendiri Aisyiyah karena merangkul masyarakat bawah dan perempuan untuk menyejahterakan serta mencerdaskan kehidupan. Prinsip ini sesuai dengan “AKHLAK” BUMN yang memiliki peran penting dalam menyejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
“Saya sangat support terhadap pembangunan masjid ini karena bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1443 Hijriah dan Kemerdekaan Indoneisa ke 76 sebagai bentuk semangat hijrah,” tambah Erick.
Menurut Erick Thohir pembangunan masjid seluas 11 ribu meter ini merupakan amanah dari Presiden Joko Widodo sebagai mandat bahwa BUMN harus bersinergi dengan swasta untuk saling support dalam membangun sarana dan prasana penunjang aktivitas Universitas.
“Kami akan memantau terus pembangunan masjid ini sampai selesai dan dapat digunakan oleh mahasiswa atau masyarakat umum sebagi central pendidikan Agama Islam”, tutup Erick.
Dalam keterangannya Muhamad Denny Ermansyah menjelaskan bahwa dalam pembangunan masjid tersebut Perum Perhutani turut mendukung dengan menyalurkan dana sebesar Rp. 100.000.000,-.
“Perum Perhutani selaku BUMN di Indonesia memberikan bantuan untuk pembangunan Masjid Walidah Dahlan Universitas Aisyiyah Yogyakarta sebagai bentuk tanggungjawab sosial kepada masyarakat”. Ujarnya
Denny juga mengungkapkan harapannya kedepan semoga pembangunan masjid ini dapat mendatangkan manfaat untuk masyarakat.
Sementara itu Haedar Nashir menjelaskan bahwa pembangunan masjid ini menggunakan nama “WALIDAH DAHLAN”, yang merupakan pasangan suami istri dengan peran satu sama lain yang saling mendukung dalam aktivitas pembentukan lembaga Muhammadiyah.
“Pembangunan masjid ini kedepannya akan menggunakan sistem yang ramah lingkungan dengan tujuan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Haedar Nashir juga menjelaskan bahwa pembangunan masjid 7 lantai ini memiliki sistem ramah lingkungan antara lain ; daur ulang bekas air wudhu untuk menyiram tanaman, lift hemat energi, energi alternatif dengan panel surya, secondary skin dan kaca gedung peredam panas, serta lampu hemat energi.
“Kedepannya saya berharap masjid memiliki fungsi vital bagi mahasiswa maupun masyarakat sekitar masjid sebagai wadah pembentukan karakter sesuai dengan syariat Islam dan memiliki semangat juang tinggi,” tutupnya.
Sumber Perhutani, edit koranbumn