Upaya percepatan penanganan COVID-19 membutuhkan kolaborasi solid, dari pemerintah maupun perusahaan BUMN. Upaya itu termasuk melakukan inovasi berupa penyediaan fasilitas isolasi terapung (isoter) di atas kapal laut yang bersandar di pelabuhan. Hal tersebut ditekankan Menteri BUMN, Erick Thohir saat meninjau kesiapan KM (Kapal Motor) Bukit Raya milik PT PELNI (Persero) sebagai sarana isoter bagi pasien COVID-19 Kota Medan di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (21/8).
Dalam kunjungan tersebut Erick Thohir didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi , Wali Kota Medan , Direktur Utama PT PELNI (Persero) Insan Purwarisya L. Tobing, dan Direktur Utama PT Pelindo I (Persero)/Pelindo I Prasetyo.
Sarana isoter di atas KM Bukit Raya ini disiapkan dengan kolaborasi berbagai pihak, yaitu dukungan dari Kementerian Perhubungan berupa penugasan atas KM Bukit Raya yang dioperasikan PT PELNI (Persero) , penyediaan fasilitas di atas KM Bukit Raya berupa sarana tempat tidur yang berjumlah 450 bed untuk pasien,13 bed untuk tenaga kesehatan di atas KM Bukit Raya, dan kru kapal oleh PT PELNI (Persero), untuk pelayanan dan fasilitas bersandar KM Bukit Raya di dermaga, keamanan di lingkungan kapal, membuka akses/jalur khusus ke kapal isoter, pembatasan akses ke kegiatan bongkar muat, dan suplai air bersih melalui PDAM Tirtanadi dipersiapkan oleh Pelindo I, serta dukungan dari Kementerian Kesehatan berupa penyediaan tenaga kesehatan, obat-obatan, dan APD.
Direncanakan, KM Bukit Raya milik Pelni ini akan difungsikan untuk waktu lama oleh pemerintah kota Medan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Medan, khususnya Medan Utara akan ruang isoman yang memadai dan punya fasilitas lengkap.
Erick Thohir menambahkan bahwa Presiden ingin memastikan pelayanan kepada masyarakat di tengah pandemi harus bisa maksimal, terutama dalam penyediaan fasilitas isolasi.