Kementerian Pertanian menyambut baik pembentukan holding BUMN klaster pangan yang terdiri dari 8 BUMN termasuk PT. Berdikari yang bergerak di bidang bisnis peternakan terintegrasi dari hulu ke hilir, khususnya untuk ayam ras pedaging.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul yasin Limpo (SYL) bertepatan dengan HUT Ke-55 tahun PT. Berdikari, perusahaan me-launching dua Produk baru yakni Be Best dan Gerai Daging Berdikari di Gudang PT. Berdikari Logistik Indonesia, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (23/8).
Dikatakan bahwa Launching Produk dan Gerai Daging Berdikari merupakan salah satu upaya dalam rangka mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia dengan penyediaan protein hewani yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. “Selamat Ulang Tahun kepada PT. Berdikari, yang pada hari ini telah mencapai usianya yang ke-55 tahun, bersamaan dengan launching brand produk ritel “Be Best” serta outlet saluran distribusi “Gerai Daging Berdikari,” sebagai wujud kontribusi PT. Berdikari terhadap pembangunan agroindustri peternakan nasional dan peningkatan ekosistem protein hewani di Indonesia,” ucapnya.
SYL mengharapkan dengan terbentuknya BUMN klaster pangan tersebut, PT. Berdikari dapat semakin berperan aktif khususnya sebagai off taker dalam penyerapan Live Bird peternak melalui berbagai pilihan produk olahan berkualitas dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. “Kami juga mengharapkan PT.Berdikari dapat berperan aktif menjadi eksportir produk pertanian nasional, khususnya untuk produk olahan hasil peternakan, dan mampu menembus ke pasar-pasar potensial, baik Asia, Timur Tengah bahkan ke seluruh dunia,” harapnya.
SYL kembali berharap bahwa momentum ini merupakan langkah awal yang baik ini diikuti dengan langkah-langkah strategis dan operasional, unsur K/L serta stakeholders terkait harus bekerjasama dan bahu membahu untuk menyelesaikan masalah pangan hewani secara terintegrasi hulu hingga hilir untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha peternakan.
“Dengan sinergitas dan perjuangan bersama insyaallah dalam waktu dekat kita dapat menjadi negara eksportir produk pangan hewani unggulan, yang dapat menembus pasar regional dan internasional” tambah SYL.
Mentan SYL mengapresiasi peran aktif PT. Berdikari pada bisnis peternakan terintegrasi hulu-hilir, dengan memproduksi berbagai produk olahan daging sapi dan ayam sebagai salah satu pilihan produk hasil peternakan yang berkualitas bagi masyarakat.
“Semoga PT. Berdikari dapat terus berperan aktif dalam pembangunan nasional dan menjadi perusahaan agroindustri nasional terbaik yang inovatif, bersaing dan tumbuh berkelanjutan,”harapnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa seperti kita ketahui bersama, pada tahun 2020, kebutuhan daging ayam ras di Indonesia mencapai 2,7 juta ton per-tahun, sementara produksi nasional sebesar 3,2 juta ton per tahun, sehingga Indonesia mengalami surplus produksi daging ayam ras secara nasional sebesar 496 ribu ton.
Di satu sisi konsumsi daging ayam ras masyarakat Indonesia per-kapita per- tahun pada tahun 2020 sebesar 10,1 kg, masih relatif lebih rendah dibanding konsumsi negara ASEAN lainnya seperti Malaysia (49,3 kg), Vietnam (16,5 kg) dan Filipina (13,7 kg).
Pada saat bersamaan Direktur Utama PT. Berdikari Harry Warganegara menyampaikan bahwa produk berdikari best, merupakan produk hilirisasi dalam bentuk olahan seperti bakso, kornet, sosis, nugget dan lainnya. Saat ini sudah ada kurang lebih 50 gerai daging diluncurkan dalam bentuk outlet penjualan daging sapi dan produk berbahan daging lainnya. “Dengan langkah ini, kedepan kami optimis mampu mendorong tujuan Indonesia bergizi dalam beberapa tahun mendatang” ujar Harry.
Ditempat terpisah, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrullah berharap ini menjadi produk yang terbaik secara kualitas untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan juga ekspor, sesuai dengan brand produk yang diusung BE BEST yang artinya Berdikari Best (terbaik)” ungkap Nasrullah. “Gerai daging ini juga diharapkan bisa menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia untuk memudahkan akses mendapatkan protein hewani dengan harga yang terjangkau,” tutur Nasrullah.
Sumber Republika, edit koranbumn