Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengakui selama ini pihaknya berkejaran dengan waktu untuk memproses bahan baku vaksin dengan kewajiban distribusi vaksin Covid-19.
Dia mengarahkan bahwa proses mengolah bahan baku vaksin alias bulk menjadi vaksin jadi memakan waktu sekitar satu bulan hingga pengemasan dan distribusi. Sementara itu, Bio Farma diharapkan segera memproduksi bulk vaksin untuk didistribusikan ke masyarakat.
“Jadi kejar-kejaran waktu penggunaan dan waktu produksi,” kata Bambang dalam diskusi virtual yang disiarkan pada laman Youtube Kominfo, Selasa (24/8/2021).
Lebih lanjut, Bambang mengaku pihaknya terbantu dengan adanya kombinasi kedatangan vaksin. Selama ini kedatangan vaksin terbagi dua yakni dalam bentuk jadi maupun berbentuk bahan baku. Upaya ini untuk mengurangi waktu tunggu pengolahan bulk vaksin.
“Sehingga kekurangan atau menunggu waktu produksi bisa dikejar dibantu dengan adanya vaksin jadi yang siap digunakan. Tapi tentunya vaksin jadi tetap harus menunggu lot rilis dari BPOM sebelum didistribusikan dan digunakan masyarakat,” ujarnya.
Selama ini proses produksi bulk vaksin harus melewati beberapa tahapan. Dimulai dari proses karantina sejak bahan baku datang, dilanjutkan dengan fill and finish di Biofarma hingga uji mutu sebelum didistribusikan.
Dari tahapan tersebut, Bambang memperkirakan waktu pemrosesan bulk vaksin menjadi vaksin jadi hingga satu bulan hingga dikemas dan didistribusi.
Biofarma, kata dia juga telah memiliki fasilitas khusus untuk proses tersebut. Setidaknya fasilitas Biofarma dapat menampung 250 juta kapasitas vaksin. Fasilitas ini juga telah memenuhi kualifikasi BPOM dan sesuai dengan standar yang ditetapkan WHO.
Sumber Bisnis, edit koranbumn