Kinerja PT Garuda Indonesia (persero) Tbk masih tertekan pada semester pertama tahun 2021.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan pada Selasa (31/8), Garuda Indonesia mengantongi jumlah pendapatan usaha sebesar US$ 696,80 juta atau turun 24,03% dari pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 917,28 juta.
Rinciannya, pendapatan dari penerbangan berjadwal menyumbang sebesar US$ 556,53 juta atau menyusut 25,82% dari periode yang sama tahun 2020 yang senilai US$ 750,25 juta. Kemudian pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal berkontribusi US$ 41,63 juta, nilai ini naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 21,54 juta.
Selanjutnya pendapatan lainnya juga mengalami penyusutan 32,20% dari US$ 145,47 juta menjadi US$ 98,63 juta pada paruh pertama tahun ini.
Di saat yang sama, GIAA menanggung total beban usaha US$ 1,38 miliar pada semester 1-2021 atau lebih kecil 15,85% dari periode yang sama tahun lalu US$ 1,64 miliar.
Garuda Indonesia juga mencatat beban pendapatan usaha lainnya US$ 19,81 juta, padahal pada periode paruh pertama tahun lalu masih untung US$ 18,69 juta.
Alhasil, emiten penerbangan ini membukukan kenaikan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 898,65 juta atau naik 26,09% dari rugi bersih pada semester pertama tahun lalu US$ 712,73 juta.
Sumber Kontan, edit koranbumn