HoldingĀ Ultramikro yang melibatkan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atauĀ PNMĀ resmi terbentuk. Hal ini seiring dilakukannya penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah padaĀ PegadaianĀ dan PNM sebagaiĀ penyertaan modal negaraĀ kepadaĀ BRIĀ selaku indukĀ holdingĀ di Jakarta, Senin (13/9).
Penandatanganan dilakukan MenteriĀ BUMNĀ Erick Thohir bersama dengan Direktur Utama BRI Sunarso dan dihadiri Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, dan Direktur Utama PNM Arief Mulyadi serta Wakil Direktur Utama BRI yang sekaligus sebagai Ketua PMO (Project Management Office) Tim Privatisasi BRI Catur Budi Harto.Ā MilestoneĀ bersejarah bagiĀ UMKMĀ ini tidak mengubah porsi kepemilikan pemerintah atas saham pengendali di BRI. Di sisi lain, setelah holding terbentuk, negara tetap memiliki satu lembar saham merah putih seri A atauĀ golden shareĀ di Pegadaian dan PNM.
Sebelumnya pembentukan Holding Ultramikro telah mendapat persetujuan dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan pada 5 Februari 2021, Ketua Komite Privatisasi pada 17 Februari 2021, dukungan dari parlemen yakni Komisi XI dan Komisi VI DPR pada 16 Maret dan 18 Maret 2021, dan telah diikuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) No 73/2021 tentang Penyertaan Modal Negara (PMN) BRI tanggal 2 Juli 2021.
HoldingĀ juga didukung pula dengan Keputusan Menteri Keuangan tentang nilai PMN BRI pada 16 Juli 2021, persetujuan dari RUPS-LB BRI pada 22 Juli 2021, serta persetujuan OJK Bank serta OJK Pasar Modal pada 24 Agustus & 30 Agustus 2021.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan hal ini menjadi tonggak bersejarah berdirinyaĀ HoldingĀ Ultramikro yang memiliki visi ekonomi kerakyatan. “Saya berterima kasih atas komitmen tiga BUMN mewujudkan Holding Ultramikro dan ini merupakan momentum kebangkitan ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja baru dan penyerapan tenaga kerja,” ujar Erick.
HoldingĀ Ultramikro, tambah Erick, akan memberikan berbagai kemudahan dan biaya pinjaman dana yang lebih murah dengan jangkauan yang lebih luas, pendalaman layanan, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.
“Tentunya pemerintah secara keseluruhan memiliki solusi besar untuk menunjukkan keberpihakan kepada sektor ultramikro. Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia Maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultramikro, melalui penguatan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkualitas, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM terutama pengusaha Ultra Mikro dengan pemberdayaan melalui holding ini,” ucap Erick.
Erick menekankan hadirnyaĀ holdingĀ akan memperkuat model bisnis masing-masing perseroan. Menurutnya, BRI, Pegadaian dan PNM akan saling melengkapi memberikan layanan keuangan yang terintegrasi untuk keberlanjutan pemberdayaan usaha ultra mikro. Erick menilai kehadiranĀ holding ultra mikroĀ akan meningkatkan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap dan lebih murah, karena itu salah satu tujuan dari hadirnya Holding UMi melalui sinergi ketiga BUMN.
“MelaluiĀ co-locationĀ jejaring layanan BRI ke depan akan dilengkapi pula dengan loket untuk Pegadaian, maupun pos para account officer (AO) dari PNM Mekaar. Bahkan melalui berbagai simulasi,Ā co-locationĀ mampu mencatatkan efisiensi karena menekan biaya operasional dan biaya dana,” ungkap Erick.
Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan Holding Ultramikro akan menghasilkan lembaga pemberdayaan mikro termasuk ultra mikro terbesar yang memiliki ekosistem keuangan terlengkap. Ekosistem ultramikro yang dibangun berdasarkan sinergi model bisnis BRI, Pegadaian, dan PNM akan mampu memberikan journey layanan keuangan yang terintegrasi bagi pelaku usaha di segmen tersebut.
“Journey-nya dimulai dengan faseĀ empowerĀ di mana PNM melalui model bisnisĀ group lending-nya memberikan program pemberdayaan kepada nasabah yangĀ unfeasibleĀ danĀ unbankedĀ untuk menjadi pengusaha ultra mikro yang lebih independen,” ujar Sunarso.
Selanjutnya, ucap Sunarso, pada faseĀ integrate,Ā saat nasabah PNM sudah menjadiĀ feasibleĀ dengan kapasitas bisnis yang meningkat, dapat ditawarkan produk Ultra Mikro BRI dan Pegadaian. Tujuan akhir dariĀ Integrated JourneyĀ dalam Ekosistem Ultra Mikro ini adalahĀ fase upgrade, yang mana nasabah UMi telah berkembang menjadi pengusaha dengan kapasitas bisnis yang lebih matang dan siap naik kelas ke segmen Mikro.
Sunarso menjelaskan, potensiĀ holdingĀ dari segi bisnis. Dari data yang dimiliki pihaknya, usaha ultra mikro yang membutuhkan pendanaan tambahan mencapai 45 juta nasabah pada 2018. Dari jumlah itu, yang sudah tersentuh lembaga keuangan formal baru sekitar 15 juta nasabah.
“Pembentukan ekosistem ultramikro akan memperkuat perjalanan BRI dalam mencapai aspirasi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia and Champion of Financial Inclusion, dan terus memberikan value berkelanjutan bagi seluruhĀ stakeholders,” ungkap Sunarso.
Sumber Republika, edit koranbumn