PT Bank Mandiri (Persero) Tbk bakal membidik pembiayaan berbasis aplikasi kepada outlet binaan PT Pertamina Lubricants. Sinergis kedua perusahaan akan memberi akses modal, sehingga membantu outlet untuk meningkatkan kapasitas penjualan serta ikut mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Akses permodalan ini akan menggunakan skema outlet financing dengan plafon yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing outlet. Pembiayaan sendiri akan diberikan kepada outlet yang telah join pada aplikasi POWER. POWER (Pertamina Owner dan Mechanic Reward), sebuah aplikasi berbasis android yang dapat digunakan oleh pemilik outlet dan mekanik sebagai medium untuk mendapatkan seluruh informasi program promo yang ditawarkan Pertamina Lubricants untuk mereka.
Adapun Perjanjian Kerjasama ditandatangani oleh SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus K. Triprakoso dan Direktur Finance & Business Support Pertamina Lubricants Catur Darmawan dan disaksikan oleh Ibu Sari Istiani Rachmi selaku Direktur Sales & Marketing di Jakarta, Rabu (15/9).
Menurut Josephus, pihaknya sangat mendukung pengembangan bisnis jaringan mitra nasabah dengan memanfaatkan pinjaman berbasis aplikasi (digital loan).
“Kami sangat antusias dengan sinergi antar BUMN ini karena sangat strategis untuk mendukung pencapaian program digitalisasi pada sektor UMKM dan memberikan akses perbankan. Apalagi, kami melihat bahwa di masa pandemi ini, Pertamina Lubricants bertahan bahkan terus berkinerja baik melalui business optimization salah satunya adalah meluncurnya outlet financing ini.” kata Jos dalam keterangan tertulis pada Rabu (15/9).
Sebagai Bank BUMN, melalui Perjanjian Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan peran Bank Mandiri dalam meningkatkan pemahaman digital bagi outlet melalui benefit akses permodalan via POWER. Salah satu faktor pendukung pemulihan perekonomian ini adalah berkembangnya digitalisasi pada sektor UMKM.
Berdasarkan data dari Kemenkop UKM bulan Agustus 2021, jumlah UMKM yang telah on boarding pada ekosistem digital baru mencapai 15,3 juta atau menyumbang 23,9%. Nilai ini naik 7,3 juta selama pandemi dari target sampai dengan tahun 2024 mencapai 30 Juta UMKM.
Sumber Kontan, edit koranbumn