Markas Besar TNI Angkatan Laut melalui Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) menyelenggarakan Sarasehan TNI Angkatan Laut 2018. Acara yang dihelat di Gedung P. Nipa STTAL, Surabaya ini dilaksanakan pada Rabu, 12 Desember 2018.
Seiring dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0, di bidang penelitian, pengembangan, dan perekayasaan alutsista pun turut mengalami dinamisasi, modernisasi, dan inovasi. Perkembangan ini menuntut seluruh stakeholder kemandirian alutsista seperti pemerintah, akademisi, dan industri (Triple Helix) untuk saling bersinergi agar segala perkembangan dapat direspon dengan baik dan akhirnya mewujudkan kemandirian alat pertahanan.
Pemerintah telah menetapkan 7 prioritas alpalhankam yang harus dipenuhi oleh industri dalam negeri, diantaranya: 1. Propelan, 2. Roket, 3. Rudal, 4. Medium Tank, 5. Radar, 6. Kapal Selam, dan 7. Pesawat Tempur. Suksesnya ketujuh prioritas ini membutuhkan sinergi dan kerja keras seluruh stakeholder (Triple Helix). Setelah pembukaan, para peserta mendengarkan pointer-pointer sarasehan yang disampaikan oleh sembilan pembicara, selanjutnya peserta melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang terbagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama membahas tentang “Optimalisasi Peran Penelitian dan Pengembangan dalam Perekayasaan Alutsista” yang dipimpin oleh akademisi. Kelompok kedua membahas tentang “Peran Perguruan Tinggi dalam penyiapan SDM Riset Teknologi Alutsista guna mendukung kemandirian Industri Pertahanan dalam Rangka menghadapi revolusi Industri 4.0”, dan Kelompok terakhir membahas tentang “Kendala dan Strategi untuk Mewujudkan Sinergitas Triple Helix menuju Kemandirian Alutsista” yang dipimpin oleh Pemerintah.
Seiring dengan perkembangan Revolusi Industri 4.0, di bidang penelitian, pengembangan, dan perekayasaan alutsista pun turut mengalami dinamisasi, modernisasi, dan inovasi. Perkembangan ini menuntut seluruh stakeholder kemandirian alutsista seperti pemerintah, akademisi, dan industri (Triple Helix) untuk saling bersinergi agar segala perkembangan dapat direspon dengan baik dan akhirnya mewujudkan kemandirian alat pertahanan.
Pemerintah telah menetapkan 7 prioritas alpalhankam yang harus dipenuhi oleh industri dalam negeri, diantaranya: 1. Propelan, 2. Roket, 3. Rudal, 4. Medium Tank, 5. Radar, 6. Kapal Selam, dan 7. Pesawat Tempur. Suksesnya ketujuh prioritas ini membutuhkan sinergi dan kerja keras seluruh stakeholder (Triple Helix). Setelah pembukaan, para peserta mendengarkan pointer-pointer sarasehan yang disampaikan oleh sembilan pembicara, selanjutnya peserta melakukan Focus Group Discussion (FGD) yang terbagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama membahas tentang “Optimalisasi Peran Penelitian dan Pengembangan dalam Perekayasaan Alutsista” yang dipimpin oleh akademisi. Kelompok kedua membahas tentang “Peran Perguruan Tinggi dalam penyiapan SDM Riset Teknologi Alutsista guna mendukung kemandirian Industri Pertahanan dalam Rangka menghadapi revolusi Industri 4.0”, dan Kelompok terakhir membahas tentang “Kendala dan Strategi untuk Mewujudkan Sinergitas Triple Helix menuju Kemandirian Alutsista” yang dipimpin oleh Pemerintah.
“Kami masuk dalam kelompok FGD kedua yang membahas tentang peran perguruan tinggi dalam mendukung industri alutsista, kami berdiskusi sekaligus brainstorming mengenai kendala yang di hadapi antara industri dan perguruan tinggi terutama dalam riset teknologi pengembangan industri alutsista, sekaligus menyampaikan harapan kedepannya bagi kedua belah pihak. Kelompok FGD II ini di moderatori oleh Kolonel Ahmadi dari Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut,” terang Della Devia Public Relations DAHANA yang turut serta pada Sarasehan TNI AL 2018 ini.
Hasil sarasehan nantinya akan menjadi naskah yang diberikan kepada stakeholder terutama pemangku kebijakan untuk menghasilkan keputusan lebih lanjut.
Sumber InDAHANA