PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Sub Holding Gas Pertamina memastikan siap mendorong pemanfaatan gas bumi dengan meningkatkan pengembangan infrastruktur baik fisik maupun virtual. Hal ini dinilai sejalan dengan target penggunaan gas sebesar 22% dalam bauran energi pada 2025 mendatang.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan pengembangan infrastruktur menjadi kunci pemanfaatan gas bumi. Untuk itu, PGN selaku sub holding gas pun terus mengupayakan pembangunan infrastruktur baik fisik maupun virtual.
“Kunci pengembangan gas adalah infrastruktur, ada berbagai macam, ada yang secara fisik dibangun onshore atau offshore dan ada yang virtual,” kata Nicke dalam gelaran Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (29/9).
Adapun, pembangunan infrastruktur virtual yakni berupa pengangkutan gas di wilayah yang belum memiliki infrastruktur jaringan pipa. Pengangkutannya bakal dilakukan dengan sejumlah moda transportasi.
Selama ini, virtual pipeline dilakukan dengan menggunakan moda transportasi kapal laut. Ke depannya, PGN berencana menggunakan kereta api untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Selatan Jawa yang belum terdapat infrastruktur gas pipa. “Nanti kami akan menjelaskan kereta api untuk khususnya wilayah Selatan Jawa yang sekarang gas pipeline -nya memang belum ada,” imbuh Nicke.
Sementara itu, Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto mengungkapkan virtual pipeline nantinya bakal mengangkut gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) di Wilayah Selatan dari tiga terminal yaitu Bojonegara, Cilacap dan Teluk Lamong.
Tiga lokasi tersebut dipilih karena secara pasar layanan PGN cukup baik di lokasi tersebut. “Sehingga harapannya untuk melanjutkan program jargas ini, kami akan melayani tenan yang memang sudah kami layani,” terang Haryo dalam kesempatan yang sama.
PGN menargetkan 41 kota dan kabupaten dapat terpenuhi pasokan gasnya dengan layanan virtual pipeline ini. Ke depannya, PGN pun menargetkan pembangunan jaringan pipa gas rumah tangga sebanyak 469.699 sambungan rumah tangga dengan total kebutuhan mencapai 7,59 BBTUD.
“Kajian kami Ada beberapa kota, secara keekonomian harus kami jalankan. Insya Allah di tahun 2022 kami merencanakan 469 ribu dari pola pemanfaatan virtual pipeline yang kami jalankan,” pungkas Haryo.
Sumber Kontan, edit koranbumn