PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) masih menimbang untuk menjadi peserta lelang proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) bendungan.
Direktur Utama WSKT Destiawan Soewardjono mengatakan pihaknya akan mengincar kedua bendungan KPBU tersebut jika waktu pengembalian investasi terbilang cepat. Setidaknya, lanjut Destiawan, tingkat pengembalian setara jika berinvestasi di proyek KPBU jalan tol.
“Kalau jalan, pemerintah akan menyiapkan anggaran untuk pengembalian [investasi] dan itu bisa diprediksi. Makanya, ini [proyek KPBU bendungan] masih trial and error. Kalau pemerintah sudah yakin [dengan cara pengembalian investasi], ini [proyek KPBU bendungan] akan banyak peminat,” katanya kepada Bisnis, Kamis (30/9/2021).
Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan ada dua bendungan di Daftar Prioritas Proyek KPBU 2022, yakni Bendungan Merangin dan Bendungan Bodri. Total estimasi investasi yang dapat diserap kedua bendungan tersebut mencapai Rp7,23 triliun.
Bendungan Merangin akan berlokasi di Jambi dengan estimasi investasi mencapai Rp3,73 triliun dengan biaya konstruksi sekitar Rp2,89 triliun. Pemenang lelang proyek bendungan tersebut akan memiliki masa konsesi selama 30 tahun dengan internal rate of return (IRR) sebesar 10 persen.
Sumber utama pengembalian investasi proyek ini adalah user charge. Bendungan Merangin akan memiliki dua potensi sumber bisnis, yakni sumber air baku berkapasitas 2.000 liter per detik (lpd) dan potensi listrik mencapai 107,45 megawatt.
Sementara itu, konstruksi Bendungan Bodri diramalkan akan menghabiskan biaya sekitar Rp3,5 triliun dengan IRR di level 9,5 persen. Sumber utama pengembalian investasi proyek tersebut adalah availability payment (AP).
Adapun, pemerintah telah menyiapkan dua struktur pendanaan, yakni equity under calculation (EUC) dan debt under calculation (DUC). Bendungan yang akan berlokasi di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah tersebut akan memiliki total masa konsesi hingga 18 tahun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn