PT Elnusa Tbk. (ELSA) optimistis dapat mengantongi laba bersih tahun penuh 2021 sebesar dua kali lipat dari torehan yang telah dicatatkan sepanjang paruh pertama tahun ini senilai Rp40 miliar. Target itu dinilai realistis jika merujuk pada kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Direktur Sumber Daya Manusia & Umum Tenny Elfrida mengatakan pihaknya memproyeksikan dapat mengantongi pendapatan senilai Rp7 triliun sampai dengan akhir tahun nanti. Proyeksi itu dengan mempertimbangkan raihan kontrak yang telah dicapai sampai dengan semester I/2021 senilai Rp6,2 triliun.
Menurut dia, raihan pendapatan itu sekitar 50 persen diantaranya akan dikontribusikan dari sektor hilir yakni dengan bisnis distribusi dan logistik, sedangkan sekitar 40 persen akan dikontribusikan dari lini bisnis di sektor hulu migas dan jasa penunjang hulu migas.
“Ini kita proyeksikan dengan kontrak on hand optimis pendapatan pada akhir tahun bisa mencapai Rp7 triliun dengan asumsi dan estimasi tentunya operasional di beberapa bulan terakhir dapat kami maintain dengan baik,” katanya dalam paparan publik yang digelar pada Jumat (1/10/2021).
Sementara itu, untuk laba bersih, ELSA mengaku tidak mematok target yang ambisius mengingat masih menantangnya industri hulu migas di Tanah Air seiring dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19.
Tenny mengatakan, ritme operasi yang masih belum berjalan secara normal dan kondisi pandemi Covid-19 yang diprediksi masih belum selesai sampai dengan tahun depan, maka torehan sampai dengan akhir tahun nanti tidak akan jauh berbeda dengan realisasi per semester I/2021.
“Laba bersih ini akan dua kalinya paling tidak dari angka triwulan II kemarin,” jelasnya.
Tenny mengatakan pandemi Covid-19 yang berkepanjang telah membuat terjadinya perlambatan pada aktivitas di sektor hulu migas. Untuk itu pihaknya mengubah portofolio bisnisnya.
Pada semester I/2021, komposisi pendapatan ELSA sebanyak 54 persen berasal dari hulu migas, 42 persen dari sektor distribusi dan logistik, dan 4 persen dari jasa penunjang hulu migas. Sementara itu, pada semester I/2021 komposisi pendapatan berubah menjadi 54 persen dari sektor distribusi dan logistik, 39 persen dari sektor hulu migas, dan 8 persen dari jasa penunjang hulu migas.
“Ini related dengan penyampaian bahwa memang ditantangan di sisi upstream mencari pengganti opportunity di distribusi and logistik,” ungkapnya.
Dengan pergeseran komposisi tersebut telah berdampak kepada turunya laba kotor perseroan menjadi Rp282 miliar pada semester I/2021 atau lebih rendah 33 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp419 miliar.
Dari situ, laba bersih yang dicatatkan ELSA merosot cukup dalam menjadi Rp40 miliar atau turun 69 persen jika dibandingkan dengan semester I/2020 senilai Rp130 miliar.
“Ini masih imbas dari gross profit karena untuk operating expense sudah kami upayakan ada langkah-langkah efisiensi bukan karena meningkatkan biaya operasi tapi karena imbas menurunnya gross profit kami, karena imbas dari penurunan gross profit yang cukup besar dibandingkan dengan tahun lalu,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn