Dalam rangka mencari komoditas yang cepat menghasilkan dan bernilai tinggi, Inhutani II pada Unit Manajemen hutan Tanaman (UMHT) Tanah Grogot dilakukan ujicoba penanaman kacang Sacha Inchi atau biasa disebut juga kacang Inca (Plukenetia volubilis) sebanyak 200 pokok tananam di areal persemaian, Jumat (01/10).
Tanaman Sacha Inchi merupakan jenis kacang yang berasal dari Hutan Amazon serta memiliki multi manfaat karena kandungan Omega 3, 6 dan 9 nya 17 x lebih tinggi dari kandungan yang ada di ikan Salmon.
Sacha Inchi dapat dimanfaat biji serta daunnya untuk dibuat bahan teh, selain itu Biji kacang bisa dijadikan camilan sehat dengan cara disangrai atau diolah untuk diambil minyaknya yang mempunyai nilai ekonomis sebagai obat herbal. Pada umur 5 bulan, tanaman tersebut sudah mulai berbunga dan bulan ke 8 sudah bisa dipanen, berbuah sepanjang tahun dan sesuai literatur bisa mencapai umur tanam sampai 10 tahun.
Manager Senior UMHT Tanah Grogot, Adi Witoyo menyebutkan bahwa sejauh ini budidaya Sacha Inchi baru dilirik sebagian kecil petani lokal, dan dari tanaman ujicoba sebanyak 200 pokok terlihat tumbuh dengan baik dan berbuah lebat.
“Kedepan pengembangan tanaman kacang Sacha Inchi ini diharapkan dapat melibatkan masyarakat sekitar hutan untuk memperluas lahan penanaman dan meningkatkan perekonomian serta membangun sinergisitas antara PT Inhutani II dan masyarakat sekitar hutan dengan mengolah hasil panen sebagai produk termasuk minyak yang harga jualnya sangat bagus,” ujarnya.
Lebih lanjut Adi menyampaikan dari pengamatan yang ada bahwa tanaman Sacha Inchi ini cenderung tahan terhadap cuaca ekstrim, baik saat musim kemarau maupun musim hujan dan yang harus diperhatikan adalah penanganan yang tepat untuk perambatan agar berbuah lebat.
Di tengah-tengah kunjungan kerja Kepala Divisi Pengembangan Bisnis, Produksi dan Pemasaran PT Inhutani II, YP. Kurniawan menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan dari pengembangan tanaman Sacha Inchi ke depan dapat melibatkan masyarakat.
“PT Inhutani II perlu melakukan uji coba hingga ke tingkat off farm dan pengamatan yang lebih mendalam untuk budidaya serta antisipasi terhadap hama penyakit untuk menghindari kegagalan. Pengemasan dan survey pasar juga perlu diperhatikan,” jelasnya. (Kom-INH2/ER)