PT Pupuk Indonesia (Persero) menggandeng PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) untuk mensukseskan program Makmur. Kedua perusahaan pelat merah ini bersinergi dalam rangka pemberdayaan petani serta pemberian akses permodalan bagi petani Indonesia. Komitmen tersebut tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman atau MoU yang disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir di Kementerian BUMN. Program Makmur sendiri telah diluncurkan orang nomor satu di BUMN ini pada Agustus 2021.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa Makmur menjadi program nyata dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang didukung peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.
“Hari ini BRI bekerjasama dengan PT Pupuk Indonesia untuk program Makmur dan kemarin sempat bercanda-bercanda kalau belum ada singkatannya Makmur, singkatannya apa, kita bingung, ternyata sudah ada singkatannya hari ini, Mari Kita Majukan Usaha Rakyat,” kata Erick, Kamis (30/9).
Melalui program Makmur, Erick mengatakan bahwa para petani mendapat banyak fasilitas yang menunjang kegiatan budaya pertanian. Melalui program Makmur ini, Erick juga berharap Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
“Kita harapkan tadi, kita dampingi pembiayaannya, kita dampingi juga pupuknya, bibitnya, dan sekarang kita akan membentuk PMO bagaimana memastikan offtakernya, kita coba lakukan ini tidak lain coba potensi momentumnya ada, bagaimana Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia, cuma kita mulai dari kecil dulu,” kata Erick.
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengapresiasi dukungan para stakeholder terhadap program Makmur, salah satunya dukungan permodalan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri BUMN atas kesediaannya menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman ini,” kata Bakir.
Bakir menceritakan bahwa program Makmur merupakan program agro solution yang bertujuan memberikan pendampingan dan pengawalan intensif kepada petani dan budidaya pertanian.
Melalui program Makmur, dikatakan Bakir, petani mendapatkan kemudahan akses permodalan, agro input seperti pupuk, benih, pestisida, kawalan tekonologi budidaya, jaminan offtaker, hingga asuransi bila terjadi gagal panen.
“Kami mendapat dukungan dari Bank BRI dalam hal akses permodalan serta layanan produk dan jasa perbankan lainnya. Insha Allah dengan dukungan ini, program Makmur dapat berjalan lebih baik dan bisa menjangkau lebih banyak petani di Indonesia, sehingga manfaatnya semakin dapat dirasakan oleh masyarakat,” kata Bakir.
Direktur Utama BRI Sunarso menambahkan bahwa penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan satu langkah nyata BRI dan Pupuk Indonesia untuk memakmurkan petani dengan memberdayakan dan mengoptimalkan kemampuan petani dalam budidaya pertanian yang berkelanjutan serta melibatkan rantai pasok dan didukung teknologi, dengan berbasis triple bottom-line 3P, yakni People, Planet, Profit.
Sunarso mengungkapkan bahwa BRI dan Pupuk Indonesia akan menciptakan ekosistem bisnis yang melibatkan pihak-pihak, seperti pemerintah, offtaker, layanan lembaga keuangan, dan penyediaan pupuk untuk meningkatkan keuntungan para petani dari komoditas yang dihasilkan. Sinergi ini akan memberikan akses dukungan permodalan yang cukup bagi para petani agar dapat mengelola lahan mereka secara produktif dan bernilai tinggi.
“Kesepahaman ini akan membawa dampak nyata bagi petani Indonesia. Kami akan mengikat kerja sama ini melalui perjanjian kerja sama yang lebih kuat agar sokongan terhadap para petani dapat dilakukan secara holistik,” papar Sunarso.
Program Makmur ini dijalankan oleh anak perusahaan Pupuk Indonesia, mulai dari PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Petrokimia Gresik, dan PT Pupuk Kujang Cikampek. Pada tahun 2021, target luasan lahan Program Makmur seluas 50 ribu hektare. Adapun, komoditas yang menjadi fokus program ini yakni padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis. Realisasi program Makmur hingga saat ini, secara nasional telah mencapai 40.332 hektar dan melibatkan 28.884 petani.