Salah satu anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina EP (PEP), melakukan peresmian Kick Off Enhance Oil Recovery (EOR) Tanjung Polymer Field Trial (TPFT) di Lapangan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, pada Kamis (20/12/2018).
Kegiatan Peresmian Kick Off ditandai dengan pengguntingan pita oleh Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf.
Nanang Abdul Manaf menyampaikan, trial ini menjadi momen yang sangat penting, karena PEP akan mengimplementasikan satu sumur injeksi dan empat sumur producer di Klaster T46.
“Dengan menurunnya produksi nasional, inovasi EOR ini mutlak diperlukan untuk bisa menghasilkan hingga 60 persen recovery factor,” ujar Nanang.
EOR adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara alami) dengan menggunakan energi alami yang berasal dari reservoir itu sendiri (natural reservoir drive).
EOR diyakini menjadi metode jitu untuk menekan laju penurunan produksi seiring menurunnya kemampuan sumur minyak karena alasan teknis kondisi lapangan.
Menurut Nanang, trial ini akan dilaksanakan selama 11 bulan. “Ini jadi acuan bagi kita untuk melihat sejauhmana hal ini bisa berjalan, melihat potensi yang ada, kendala yang dihadapi dan apakah perlu dilanjutkan atau perlu dievaluasi lagi,” jelasnya.
Upaya yang dilakukan PEP ini diapresiasi oleh para stakeholders salah satunya Jaffee Arizon Suardin Direktur Perencanaan SKK Migas.
“Di Indonesia ada potensi 80 miliar barel oil, namun sayang baru 30 persen yang diproduksi. Dengan inovasi EOR ini saya memberikan apresiasi kepada Pertamina EP, karena sangat kreatif dan bisa berkolaborasi melakukan trial ini dalam rangka peningkatan produksi melalui penggunaan teknologi. Seperti diketahui saat ini ada dua hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi diantaranya dengan giant discovery mencari lapangan dengan potensi besar dan mengimplementasikan EOR. Kesemuanya sudah dilakukan Pertamina EP,” ujarnya.
Sementara VP Development and Project Pertamina Dwi Mandiri juga menyampaikan hal yang sama. “Direktorat Hulu Pertamina sangat mengapresiasi trial ini, jangan kita lihat berapa hasilnya tapi berhasil atau tidaknya. Jika bagus hal ini pasti akan sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi,” tukas Dwi.
EOR sendiri sebelum sampai tahap trial melalui beberapa proses mulai dari studi, analisa lab hingga field trial.
Vice President EOR PEP Andi W Bachtiar menyampaikan proyek EOR didesain sejak tahun 2015. Bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) setelah melalui berbagai tahapan kemudian dipilih perusahaan penghasil Polymer asal Perancis yaitu SNF.
“Lapangan Tanjung dipilih karena memiliki temperatur paling rendah dan cadangan paling besar sejumlah 620 juta barel oil. Bisa dibayangkan jika trial ini berhasil maka bisa berimbas besar ke peningkatan produksi,” pungkasnya.
Ikut hadir dalam acara tersebut, GM Pertamina EP Asset 5 Irwan Zuhri, Kepala Seksi Pemantauan Usaha Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi Bidang Eksplotasi Kementrian ESDM Komar Hutasoit, serta jajaran stakeholders lain dari Jajaran TNI, Polri, dan Pemerintah Kabupaten Tabalong
Sumber PERTAMINA