PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum telah membayar dengan tunai sebesar US$3,85 miliar kepada para pemegang saham untuk mengambil alih kepemilikan 51,23 persen saham PT Freeport. Pembayaran dilakukan melalui transfer perbankan siang tadi.
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pembayaran itu dilakukan kepada Rio Tinto dan Freeport-McMoRan Inc (FCX). Dana yang dibayarkan ini diperoleh dari global bond sebesar US$4 miliar yang diterbitkan di pasar modal Singapura.
“Bond-nya masuk tanggal 15 November. Tapi kita bayar ke Rio Tinto dan FCX sudah jalan tadi siang,” ujar Budi di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat 21 Desember 2018.
Dihubungi terpisah, Kepala Komunikasi Korporat dan Hubungan Antar Lembaga Inalum, Rendi A. Witular menjelaskan lebih rinci bahwa pembayaran dilakukan kepada Rio Tinto sebesar US$3,5 miliar. Sedangkan, kepada Freeport-McMoRan Inc (FCX) hanya dibayar sebesar US$350 juta.
“US$3,5 miliar ke Rio Tinto, sisanya FCX,” kata Rendi.
Dengan dibelinya hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia dan sebagian saham FCX maka kepemilikan saham Pemerintahan Indonesia, melalui Inalum, meningkat dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen. Kepemilikan 51,23 persen tersebut nantinya akan terdiri dari 41,23 persen untuk Inalum dan 10 persen untuk Pemerintah Daerah Papua.
Lebih lanjut, saham Pemerintah Daerah Papua akan dikelola oleh perusahaan khusus yaitu PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM) yang 60 persen sahamnya akan dimiliki oleh Inalum dan 40 persen oleh BUMD Papua.
Inalum juga disebut akan memberikan pinjaman kepada BUMD sebesar US$819 juta yang dijaminkan dengan saham 40 persen di IPPM. Cicilan pinjaman akan dibayarkan dengan dividen PTFI yang akan didapatkan oleh BUMD tersebut.
Namun, dividen tersebut tidak akan digunakan sepenuhnya untuk membayar cicilan. Akan ada pembayaran tunai yang diterima oleh Pemerintah Daerah.
Sumber Viva.co.id
Dengan dibelinya hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia dan sebagian saham FCX maka kepemilikan saham Pemerintahan Indonesia, melalui Inalum, meningkat dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen. Kepemilikan 51,23 persen tersebut nantinya akan terdiri dari 41,23 persen untuk Inalum dan 10 persen untuk Pemerintah Daerah Papua.
Lebih lanjut, saham Pemerintah Daerah Papua akan dikelola oleh perusahaan khusus yaitu PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPPM) yang 60 persen sahamnya akan dimiliki oleh Inalum dan 40 persen oleh BUMD Papua.
Inalum juga disebut akan memberikan pinjaman kepada BUMD sebesar US$819 juta yang dijaminkan dengan saham 40 persen di IPPM. Cicilan pinjaman akan dibayarkan dengan dividen PTFI yang akan didapatkan oleh BUMD tersebut.
Namun, dividen tersebut tidak akan digunakan sepenuhnya untuk membayar cicilan. Akan ada pembayaran tunai yang diterima oleh Pemerintah Daerah.
Sumber Viva.co.id