PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. membukukan total aset konsolidasian sebesar Rp1.619,77 triliun hingga 30 September 2021.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan BRI untuk periode yang berakhir pada 30 September 2021, total aset tersebut meningkat 7,14 persen dibandingkan dengan angka akhir Desember 2020 sebesar Rp1.511,80 triliun.
Pada Juli kemarin, Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan total aset perseroan akan mencatatkan kenaikan cukup signfikan setelah integrasi holding ultra mikro.
Untuk diketahui, Holding Ultra Mikro telah sah pada 13 September 2021. Hal ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengalihan hak atas saham milik pemerintah pada PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) kepada BRI.
“Aksi korporasi ini nantinya akan berdampak kepada laporan keuangan konsolidasian BRI, di antaranya total aset BRI meningkat Rp1.515 triliun,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers, Kamis (22/7/2021).
Adapun, dari sisi penyaluran kredit hingga kuartal III/2021, BRI mencatatkan kredit yang diberikan sebesar Rp1.017,01 triliun atau meningkat 13,07 persen secara year to date (ytd). Sementara dari sisi penghimpunan dana, BRI mencatatkan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.135,3 triliun atau meningar 1,27 persen secara ytd.
Dana murah atau current account saving account (CASA) berkontribusi sebesar 59 persen terhadap total DPK. Penghimpunan dana murah tumbuh 1,14 persen menjadi Rp676,6 triliun, sedangkan simpanan deposito tumbuh 1,44 persen menjadi Rp458,7 triliun.
Meningkatnya penyaluran kredit mendorong pendapatan bunga bersih naik 28 persen yoy menjadi Rp71,69 triliun.
Dari situ, BRI membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp19,07 triliun hingga akhir kuartal III/2021. Perolehan laba tersebut naik 35 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp14,15 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn