PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dikabarkan akan membangun satelit komunikasi high throughput satellites (HTS) berkapasitas 32 gigabit per second (Gbps).
Perusahaan telekomunikasi pelat merah milik negara itu rencananya bakal menggandeng Thales Alenia Space yang merupakan perusahaan satelit asal Prancis untuk membangun satelit khusus internet.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan bahwa Telkom melalui anak perusahaannya di bidang satelit, Telkomsat dan Thales Alenia Space akan terlibat dalam pembangunan satelit milik Telkom dan Satelit Satria-1.
Sekadar diketahui, hingga kini sudah ada lima satelit di Indonesia yang diproduksi oleh perusahaan asal Prancis itu
“Satelit Satria 1 dan Telkomsat tersebut dapat menyediakan bandwidth masing-masing sebesar 150 Gbps dan 32 GBps. Satelit Telkomsat sebentar lagi akan ditandatangani antara Thales dan Telkomsat. Diharapkan meluncur di orbit pada kuartal pertama 2024,” katanya, Rabu (27/10/2021).
Pada 2021, Telkom memperoleh orbit satelit tambahan di 113 bujur timur, setelah Indosat menyatakan tidak akan melanjutkan investasi di satelit. Diperkirakan HTS tersebut akan mengisi slot orbit 113 BT.
Awalnya, Indosat ingin menggantikan Satelit Palapa D yang habis masa orbitnya pada 2022, dengan Satelit Nusantara 2. Sayangnya, Satelit Nusantara 2 gagal mengisi orbit 113 bujur timur karena meledak di angkasa.
Sementara itu, Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) menilai bahwa kehadiran satelit dengan kapasitas data besar atau high throughput satellites (HTS) milik Telkom akan membuat akses internet di Indonesia makin luas. HTS Telkom juga akan memangkas kesenjangan digital di seluruh pelosok Nusantara.
Ketua Umum ASSI Hendra Gunawan mengatakan bahwa kehadiran HTS Telkom membuat akses internet di Tanah Air makin luas.
Jangkauan internet, kata dia, juga akan lebih merata hingga ke pelosok negeri, sehingga kesenjangan digital di Tanah Air dapat berkurang.
“Dampak ke masyarakat adalah kemudahan akses, karena HTS ini digunakan untuk pengembangan jaringan seluler dan akses internet,” kata Hendra.
Tidak hanya itu, sambungnya, HTS Telkom juga akan membuat ketergantungan Indonesia terhadap HTS milik asing berkurang. Saat ini, sekitar 70 persen kebutuhan HTS Indonesia masih disuntik oleh HTS milik asing.
Sumber Bisnis, edit koranbumn