Kepedulian para mitra binaan PT Pertamina (Persero) kepada lingkungan sekitarnya patut diacungi jempol. Meski sudah berusia lanjut, semangatnya tetap membara sebab dikelilingi oleh para anak muda. Mereka adalah para generasi muda dari kalangan kurang beruntung yang diberdayakan UMK binaan Pertamina.
Pjs. Vice President Corporate Communications Pertamina, Heppy Wulansari mengatakan, upaya yang dilakukan para mitra binaan tersebut merupakan implementasi dari usaha berbasis sociopreneur. “Yakni dengan melibatkan masyarakat sekitar baik anak muda maupun paruh baya untuk meningkatkan perekonomian dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Salah satunya seperti usaha yang dijalani oleh Ch Derici Wasikem. Perempuan yang akrab disapa Rici ini kini menjalani bisnis tas anyaman bambu yang menawan. Dalam menjalankan bisnisnya, ia turut melibatkan beberapa kalangan masyarakat. Dari ibu rumah tangga, penyandang disabilitas hingga anak sekolah.
“Ini semua murni keinginan anak-anak tersebut. Mereka ingin kerja paruh waktu, membantu keluarganya, juga untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan uang jajan. Dengan dikelilingi para anak muda ini, meski berumur hampir 60 tahun, jiwa saya tetap energik dan terus berasa muda,” tuturnya.
Usaha Rimanci Handbags yang berbasis Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Rawas, Sumatera Selatan ini kini semakin berkembang dan naik kelas. Terutama semenjak dibina oleh Pertamina pada tahun 2017 lalu. Omzet yang sebelumnya berkisar Rp7 juta per bulan, setelah menjadi binaan Pertamina melejit hingga Rp20 juta setiap bulannya.
Konsep yang sama juga diterapkan oleh Euis Rita Rosnita. Meski berusia lebih dari setengah abad atau 52 tahun, semangatnya untuk menjalani bisnis kebaya encim bordir Rita Rose Collection miliknya semakin bergejolak. Tak lain karena dia juga banyak memberdayakan anak muda terutama mereka yang putus sekolah.
“Melalui bisnis ini, saya ingin bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi para anak-anak yang kurang beruntung, putus sekolah agar mereka punya skill dan bisa lebih berkembang k edepannya nanti,” ujar Euis.
Harapan, dengan menjadi binaan Pertamina, usahanya makin berkembang agar lebih banyak menyediakan lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan. Perlahan, kini omzet bisnisnya juga makin naik setelah menjadi binaan Pertamina. Dari semula Rp20 juta/ bulan menjadi sekitar Rp30 juta setiap bulanya.
Menurut Heppy, melalui Program PUMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Serta berupaya terus mendorong setiap mitra binaan menjadi UMK naik kelas dan Go Global.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.