PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan penerbitan surat utang korporasi hingga akhir tahun 2021 akan menyentuh kisaran Rp110 triliun.
Direktur Pefindo Hendro Utomo mengatakan, hingga November 2021, jumlah penerbitan surat utang korporasi nasional telah mencapai Rp98,14 triliun. Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar RP84,45 triliun.
“Akhir tahun 2021 nanti mungkin kita prediksi penerbitan surat utang mencapai Rp109,9 triliun, angka optimistis Rp133,6 triliun, tapi sepertinya agak jauh dicapai. Mungkin Rp110-Rp120 triliun realistis untuk penerbitan sampai akhir 2021,” kata Hendro dalam media forum Pefindo, Kamis (16/12/2021).
Dia melanjutkan, hingga saat ini, Pefindo telah menerima mandat yang belum terealisasi sebesar Rp42,4 triliun. Akan tetapi, karena saat ini merupakan akhir tahun, Hendro memperkirakan sebagian besar rencana penerbitan surat utang ini akan terealisasi di awal 2022.
Untuk 2022, Pefindo mencatat terdapat Rp150,9 triliun surat utang yang jatuh tempo. Dari informasi tersebut dan mandat yang diterima Pefindo, Hendro memproyeksikan penerbitan surat utang 2022 kisarannya mencapai Rp102-Rp151,2 triliun.
“Kurang lebih sama dengan 2021, tapi ada potensi meningkat dengan ekonomi yang jauh lebih baik di 2022 dan pandemi yang lebih terkendali, sehingga tidak terjadi gejolak yang menghambat penerbitan surat utang,” ucapnya.
Adapun surat utang yang jatuh tempo tersebut paling banyak pada kuartal III/2022 dengan total Rp45,6 triliun. Surat utang yang jatuh tempo pada 2022 didominasi oleh surat utang dari sektor perbankan sebesar 16,9 persen, multifinance 15,57 persen, lembaga keuangan khusus 10,12 persen, telekomunikasi 8,92 persen, dan konstruksi 7,35 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn