Pemerintah Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban dengan dukungan masyarakat merintis pembangunan dan pengelolaan kawasan Wana Wisata Wono Aji di Dukuh Kedinding. Destinasi wisata tersebut berada tak jauh dari sumur minyak tua peninggalan Belanda. ‘’Soft opening rintisan Wana Wisata Wono Aji di Dukuh Kedinding itu dilakukan Bupati Djoko Nugroho, Selasa (1/1) atau bertepatan dengan tahun baru 2019,’’ ujar Camat Kedungtuban, Dasiran, Rabu (2/1).
Dasiran menjelaskan, wana wisata tersebut memanfaatkan potensi hutan seluas 1,5 hektare. Sejumlah fasilitas penunjang dibangun untuk menarik pengunjung agar datang bersama keluarga sembari melepas penat dan refreshing.
Menurutnya, dalam waktu sepuluh hari sejak disetujui oleh Administratur Perhutani KPH Cepu untuk pinjam lahan hutannya, pihaknya bersama masyarakat mulai membuat rumah pohon, beberapa spot swafoto, ayunan, permainan anak, flying fox hingga arena trabas di lokasi tersebut. ‘’Harapannya lokasi ini bisa menjadi destinasi wisata baru di Kedungtuban,’’ tandasnya.
Ke depan akan diintegrasikan dengan keberadaan Bukit Kedinding yang mempunyai potensi air terjun, situs makam Purwosuci Kedinding dan dikerjasamakan dengan komunitas jip. Untuk mencapai air terjun harus melewati jalan terjal yang cocok untuk kendaraan jip.
Bupati Djoko Nugroho yang hadir dalam soft opening mengapresiasi rintisan wana wisata tersebut. Bupati mengajak masyarakat mengubah pola pikir jangan lagi menebang pohon di hutan secara ilegal. ‘’Mending hutannya digarap seperti ini untuk wisata, pohonnya tetap lestari namun tetap berpenghasilan,’’ ucap Bupati.
Bupati berjanji akan membantu pengembangan rintisan Wana Wisata Wono Aji yang ada di Dukuh Kedinding tepi Jalan Raya Cepu-Randublatung tersebut. Senada Administratur Perhutani KPH Cepu Dadhut Sujanto menyatakan dukungannya untuk rintisan Wana Wisata Wono Aji.
Sumber SuaraMerdeka /Perhutani