PT Elnusa Tbk (ELSA) anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina membukukan pendapatan usaha konsolidasi sebesar Rp 8,1 triliun atau tumbuh 5% (year on year) dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp 7,7 triliun.
Pendapatan usaha konsolidasi ini dikontribusikan melalui segmen jasa distribusi & logistik energi sebesar 53%, jasa hulu migas 36% dan jasa penunjang 11%.
Corporate Secretary Elnusa, Ari Wijaya mengatakan, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat hampir seluruh sektor mengalami tekanan hebat. “Sebagai perusahaan jasa migas, salah satu dampak yang Perseroan rasakan yakni mundurnya beberapa jadwal proyek pekerjaan oleh KKKS cukup membayangi kinerja Perseroan sepanjang 2021,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (10/3).
Ari menambahkan, ELSA melihat bahwa capaian kinerja di tengah berbagai tantangan hebat ini sebagai sesuatu yang membawa optimisme untuk tahun mendatang. Di sepanjang 2021, Elnusa mampu mencatatkan laba bruto Rp 645 miliar, laba operasi Rp 315 miliar dan laba bersih Rp 108 miliar dengan total kas dan setara kas mencapai Rp 1,11 triliun.
Kendati begitu, Ari menjelaskan, terkoreksinya laba Elnusa yang cukup signifikan dari pencapaian tahun 2020 berimbas pada perubahan proporsi prioritas beberapa pekerjaan jasa hulu migas serta rasio profitabilitas yang kompetitif pada bisnis EPC-OM, kendati demikian secara konsolidasi ELSA masih mampu mencatatkan pertumbuhan.
Di sepanjang tahun lalu, realisasi belanja modal Elnusa sebesar Rp 436 miliar dengan pemanfaatan untuk berbagai investasi yang mendukung pertumbuhan dan keberlangsungan bisnis. Beberapa diantaranya untuk pengembangan jasa hulu serta jasa penunjang migas. “Penyerapan belanja modal pada tahun 2021 kami sesuaikan dengan kondisi bisnis dan pasar di tahun berjalan,” ujar Ari.
Sumber Kontan, edit koranbumn