PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atawa Mitratel mencetak kinerja positif sepanjang tahun 2021. Perusahaan berkode saham MTEL itu membukukan laba bersih hingga Rp 1,38 triliun tahun lalu. Capaian itu meningkat signifikan 129,4% dibanding akhir tahun 2020 yang tercatat Rp 602 miliar.
Mengutip keterangan resminya, kenaikan dari sisi laba seiring dengan pertumbuhan pendapatan yang tercatat 11% secara year on year (yoy). Di akhir 2021, pendapatan Mitratel dibukukan Rp 6,87 triliun, capaian itu lebih tinggi dibanding akhir tahun 2020 yang tercatat Rp 6,18 triliun.
Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Mitratel pada 2021 mencapai Rp 5,18 triliun, meningkat 23,9% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 4,18 triliun. Margin EBITDA naik menjadi 75,5% dari 67,6%.
Adapun margin laba bersih Mitratel pada 2021 mencapai 20,1%, meningkat dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 9,7%. “Ini menandakan bahwa Mitratel memiliki profitabilitas yang tinggi dan dapat mengembalikan value dari investasi shareholders,” ungkap Direktur Investasi yang juga merangkap sebagai Corporate Secretary PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk Hendra Purnama
Lebih lanjut dijelaskan, laba bersih perseroan pada 2021 ditopang pertumbuhan organkc dan inorganik melalui strategi sales yang agresif dengan memanfaatkan keunggulan portofolio Mitratel yang tersebar secara luas di lokasi-lokasi atraktif.
Sebagai gambaran, sepanjang tahun lalu Mitratel telah menambah sebanyak 796 tower dan 2.376 tenant secara organik. Selain itu, perseroan melakukan strategi pertumbuhan inorganic yang agresif melalui akuisisi tower Telkomsel sebanyak 8.139 tower dan 8.215 tenant, serta konsolidasi aset tower Telkom sebanyak 798 tower dan 1.432 tenant.
Asal tahu saja, emiten yang melantai di Bura Efek Indonesia (BEI) di bulan November tahu 2021 itu mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan (Compound Annual Growth Rate/CAGR) pendapatan perseroan mencapai 14% selama periode 2017-2021. CAGR EBITDA sebesar 29% dan CAGR laba bersih mencapai 36%.
Mitratel memastikan likuiditas neraca dan ketersediaan kas untuk mendukung strategi operasional perusahaan. Hal itu ditunjukkan oleh neraca keuangan perseroan pada 2021. Nilai aset hingga akhir 2021 mencapai Rp 57,72 triliun, meningkat 128,3% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp 25,28 triliun. Liabilitas naik 40,7% menjadi Rp 24,08 triliun dari Rp 17,12 triliun. Ekuitas melonjak 312,2% menjadi Rp 33,64 triliun dari Rp 8,16 triliun.
Sementara itu, secara operasional, Mitratel mencatat pertumbuhan tower dan tenant, yang ditopang oleh kesehatan finansial bisnis perusahaan. Jumlah tower hingga akhir 2021 mencapai 28.206 unit, naik 52,7% dibandingkan tahun 2020 yang sebanyak 18.473 unit. Jumlah tenant tahun 2021 naik 39,3% menjadi 42.594 dari tahun 2020 yang sebanyak 30.570.
Sekadar informasi, kinerja Mitratel yang positif sejauh ini membawa angin segar bagi pemegang saham. Mitratel berencana membagikan dividen dengan rasio maksimum sebesar 70% dari laba bersih tahun buku 2021.
Rasio dividen tersebut akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahunan (RUPST) yang akan dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sumber Kontan, edit koranbumn