PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil membukukan kinerja ciamik sepanjang 2021. ANTM membukukan laba bersih sebesar Rp 1,86 triliun pada 2021. Realisasi laba bersih ini melonjak 61,96% dibandingkan dengan laba bersih di 2020 yang hanya Rp 1,15 triliun.
Kenaikan laba bersih ANTM sejalan dengan kinerja pendapatan. Di mana, sepanjang tahun lalu, ANTM membukukan pendapatan sebesar Rp 38,44 triliun, naik 40,45% dari realisasi pendapatan di 2020 yang hanya Rp 27,37 triliun.
Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Yulan Kustiyan mengatakan, realisasi ini tidak terlepas dari konsistensi ANTM untuk menjaga aktivitas produksi dan penjualan pada tingkat yang optimal di tengah kondisi pemulihan ekonomi global dan nasional.
Pada 2021, ANTM berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas dan bijih nikel. Hal ini tercermin dari penjualan bersih domestik yang menjadi kontributor utama yakni sebesar Rp 29,86 triliun atau setara 78% dari total penjualan bersih ANTM di tahun lalu.
Produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan, yakni mencapai 67% terhadap total penjualan ANTM atau setara Rp 25,94 triliun. Nilai penjualan emas ANTM tumbuh 34% secara year-on-year (YoY) dari penjualan 2020 sebesar Rp 19,36 triliun.
Pertumbuhan nilai penjualan sejalan dengan kenaikan volume penjualan emas. Pada 2021, ANTM mencatatkan volume penjualan mencapai 29,38 ton emas, naik 33% YoY dari penjualan 2020 sebesar 22,10 ton emas.
Yulan menyebut, ANTM mampu meningkatkan basis pelanggan emas di dalam negeri dengan capaian penjualan emas domestik sebesar 28,28 ton.
“Atas realisasi tersebut, pada 2021 ANTM membukukan capaian tertinggi tingkat penjualan emas di pasar domestik sepanjang sejarah Perusahaan,” terang Yulan dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (16/3).
Penjualan feronikel menjadi kontributor terbesar kedua bagi penjualan ANTM dengan kontribusi sebesar Rp 6,36 triliun atau 17% dari total penjualan konsolidasian.
Volume produksi dan penjualan produk feronikel ANTM pada tahun 2021 terjaga pada tingkat yang optimal dengan capaian masing-masing sebesar 25.818 ton nikel dalam feronikel (TNi) dan 25.992 TNi.
Sementara itu, kontribusi penjualan bijih nikel pada tahun 2021 mencapai Rp 4,38 trilun, tumbuh 135% dari nilai penjualan tahun 2020 sebesar Rp 1,87 triliun. Capaian penjualan bijih nikel tahun 2021 mencapai 7,64 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 132% YoY.
Pertumbuhan ini sejalan dengan upaya ANTM untuk meningkatkan jangkauan pelanggan domestik seiring outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel nasional.
Atas capaian operasi dan penjualan serta didukung tren positif apresiasi kenaikan harga nikel global, segmen nikel (feronikel dan biji nikel) mencatatkan laba usaha sebesar Rp 4,33 triliun. Angka ini tumbuh 95% dibandingkan laba usaha segmen pada 2020 sebesar Rp 2,22 triliun.
Sementara itu, nilai penjualan komoditas dari segmen bauksit dan alumina mencapai Rp 1,43 triliun atau berkontribusi sebesar 4% dari total pendapatan ANTM.
Sumber Kontan, edit koranbumn