Bank Indonesia (BI) masih melanjutkan perannya untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana untuk pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022.
Kesepakatan ini sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) III Menteri Keuangan dan Gubernur BI atau yang lebih awam disebut skema burden sharing, yang berlaku hingga 31 Desember 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, hingga 15 Maret 2022, Bi sudah membeli SBN di pasar perdana sebesar Rp 8,76 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional.
“Pembelian ini dilakukan lewat mekanisme lelang utama dan greenshoe option,” jelas Perry, Kamis (17/3) dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur BI Maret 2022 secara daring.
Perry menjelaskan, pembelian SBN tersebut telah mempertimbangkan kondisi pasar SBN dan dampaknya terhadap likuiditas perekonomian.
Pada Februari 2022 sendiri, likuiditas perekonomian masih tetap longgar yang tercermin dari uang beredar dalam arti sempit (M1) yang tumbuh 18,3% yoy dan uang beredar dalam arti luas (M2) yang tumbuh 12,5% yoy.
“Terutama didukung oleh berlanjutnya peningkatan kredit perbankan dan ekspansi fiskal,” tandas Perry.
Sumber Kontan, edit koranbumn