Bank Indonesia (BI) masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 bisa lebih tinggi dari pertumbuhan pada tahun 2021 yang sebesar 3,69% year on year (yoy).
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tumbuh di kisaran 4,7% yoy hingga 5,5% yoy atau tetap berada di perkiraan bank sentral sebelumnya.
“Pertumbuhan ekonomi domestik masih kuat seiring meredanya penyebaran Covid-19 varian Omicron dan meski ada peningkatan risiko geopolitik Rusia – Ukraina,” ujar Perry, Kamis (17/3) via video conference.
Pertumbuhan yang mumpuni ini ditopang oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan investasi nonbangunan, serta tetap positifnya pertumbuhan konsumsi pemerintah.
Sejumlah indikator ekonomi dalam negeri pada awal Maret 2022 juga tercatat tetap baik, seperti penjualan eceran, keyakinan konsumen, penjualan semen, serta mobilitas masyarakat di berbagai daerah.
Meski, dari sisi ekspor, Perry melihat potensi penurunan bila dibandingkan dengan kondisi ekspor pada akhir tahun lalu. Ini seiring dampak konflik geopolitik yang menyebabkan tertahannya aktivitas perdagangan global.
Namun, secara spasial, Perry optimistis kinerja ekspor tetap kuat terutama terjadi di wilayah Jawa, Sulawesi Maluku Papua (Sulampua), serta Bali dan Nusa Tenggara.
Ke depan, kinerja ekonomi diprakirakan tetap baik ditopang oleh akselerasi vaksinasi, kebijakan persyaratan perjalanan yang lebih longgar, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, serta berlanjutnya stimulus kebijakan BI, Pemerintah, dan otoritas terkait lainnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn