IPC Terminal Petikemas/IPC TPK telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong kinerja di masa pandemi covid-19. Sebagai bagian dari holding pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia, IPC TPK berupaya memacu kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan daya saing khususnya di bidang pemasaran dalam mencapai target kinerja yang telah ditentukan. Strategi ini juga dikuatkan dengan transformasi digital berbagai pelayanan operasional.
Wahyu Hardiyanto, Direktur Utama IPC TPK menyampaikan, beroperasi di 6 kota besar, di tahun 2022 ini IPC TPK perlu secara komprehensif meneruskan transformasi dalam rangka mewujudkan visi sebagai operator terminal petikemas yang terintegrasi dengan ekosistem maritim dengan menjalankan corporate roadmap yang berfokus untuk memperkuat serta mengembangkan bisnis dan actions yang telah dibangun pada tahun 2021.
“Tahun 2022 ini merupakan tahun synergy dan growth, dimana persiapan National Integrated Container Terminal Network dan Integrasi Key Account Management akan menjadi benang merah perusahaan di tahun 2022 ini,” katanya dalam siaran pers, Kamis (17/3).
Tiga bulan berjalan di tahun 2022, beberapa milestone penting juga dicatat perusahaan diantaranya memecahkan rekor pelayanan kapal terbesar sepanjang sejarah IPC TPK berdiri, MV MSC Tianshan yang membawa 2000 empty container untuk mengatasi krisis kelangkaan kontainer di Indonesia; digitalisasi layanan melalui implementasi TOS (Terminal Operating System) dengan teknologi terbaru yang mendukung end-to-end layanan di terminal petikemas dengan pola operasi berbasis planning and control, dari mulai Vessel Planning, Berth Planning, Yard Planning, Control Tower.
Selain itu, pelayanan new service Meratus Line Java Malaysia Express (JME) rute Jakarta – Port Klang – Jakarta. Peluncuran rute baru ini menjawab issue kekurangan ruangan kapal untuk ekspor produk Indonesia ke luar negeri dan pelayanan direct call ke negeri tirai bambu dengan rute baru bernama China Indo Express (CIX).
Menjalani tahun 2022, target kinerja IPC TPK semakin ditingkatkan. Target ini meliputi dan tidak terbatas pada throughput petikemas 2,8 juta TEUs, pendapatan Rp 2,6 triliun, EBITDA Rp 236,7 miliar.
Wahyu mengatakan, di tahun 2021, IPC TPK berada pada fase Performance Improvement dimana secara masif dilakukan transformasi dan optimalisasi diantaranya Transformasi Digital, Transformasi Budaya & SDM, Improvement pola operasi Terminal Petikemas, Optimalisasi peralatan Terminal Petikemas, Persiapan Rencana Ekspansi Market, Persiapan Rencana Pengoperasian Terminal Petikemas dalam Proyek Strategis IPC Group.