Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, mengunjungi Pusat Konservasi Gajah binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Minas, Kamis (24/03). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian program dari kunjungan Menteri Keuangan ke Wilayah Kerja (WK) Rokan.
Program konservasi gajah merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berupa pengelolaan mitigasi konflik gajah dan manusia bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau.
Hadir dalam kegiatan tersebut Sekjen Kemenkeu Heru Pambudi, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini, Direktur PT Pertamina Hulu Energi Budiman Parhusip, Direktur Utama PHR Jaffee A Suardin, dan Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus.
Program Konservasi Gajah merupakan wujud nyata kepedulian PHR terhadap kelestarian lingkungan hidup. Melalui pengenalan Sistem Agroforestri, PHR bekerja sama dengan Rimba Satwa Foundation (RSF) memfasilitasi pelatihan bagi masyarakat untuk menanam jenis pohon yang tidak disukai gajah, namun tetap bernilai ekonomis, sehingga tidak dirusak gajah yang melintas. Potensi konflik antara gajah dan manusia pun dapat dihindarkan. Sampai saat ini terdapat 40 hingga 60 gajah liar yang berada di kantong Giam Siak Kecil dan Balai Raja.
Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan penyerahan bantuan berupa peralatan pendukung dan perbaikan fasilitas umum di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas dari Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin, didampingi Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Kepala BBKSDA Riau Fifin Arfiana Jogasara. Terdapat 16 gajah jinak yang berada dalam pengawasan PLG Minas.
Sri Mulyani memberikan apresiasi kepada program Konservasi Gajah dan mendorong PHR agar terus dapat melakukan perbaikan berkelanjutan. “Jangan lupa untuk tetap dapat menjaga aspek lingkungan, aspek sosial, dan juga mendorong kemajuan bisnis lokal yang peduli terhadap pemberdayaan”.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream Budiman Parhusip mengungkapkan bahwa dukungan dan koordinasi pemangku kepentingan sangat penting untuk menjaga keberlangsungan perusahaan, “Sebagai perusahaan yang mengedepankan aspek ESG (environment, social, and governance), PHE berkomitmen untuk menjalankan kegiatan tanggung jawab sosial agar dapat mendukung percepatan pembangunan ekonomi di wilayah operasional Perusahaan serta menjaga kelestarian lingkungan,” pungkasnya.