Pencapaian positif pada tahun 2021, membuat PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) optimistis dengan prospek bisnis di sepanjang tahun ini. Manajemen menyebut, di tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 15%-20% secara tahunan atau year on year (yoy).
“Meski di tahun 2021 kami mampu bertumbuh tinggi dari tahun sebelumnya namun, di tahun 2022 yang penuh dengan tantangan kami mencoba menargetkan untuk peningkatan kinerja minimal antara 15% hingga 20% sambil kita lihat kondisi makro dan industri yang ada,” ungkap Investor Relation Indonesia Terminal Kendaraan (IPCC) Reza Priyambada
Dengan kian berkurangnya dampak pandemi Covid-19 dan mulai bergeraknya roda perekonomian, lanjut dia, diharapkan dapat berimbas positif terhadap kinerja perusahaan di sepanjang tahun ini.
Tak hanya itu, dia juga menilai bahwa prospek bisnis IPCC di tahun ini didukung oleh hasil penjajakan dengan sejumlah terminal, yang nantinya juga akan memberikan tambahan kontribusi terhadap laju bisnis IPCC di sepanjang 2022.
“Sesuai dengan tema di tahun 2022 ini, Growth Through Integration, dan sejalan dengan merger antar PT Pelabuhan Indonesia (Persero) (Pelindo), maka kami berusaha untuk mewujudkan konektivitas layanan bongkar muat di sejumlah Terminal Kendaraan maupun Terminal RoRo di seluruh Indonesia,” ungkap Reza.
Dia menuturkan, dengan visi, to be world class car terminal cosystem, di tahun ini IPCC akan berfokus pada tiga hal utama. Pertama, driving superior performance, di mana IPCC akan berusaha mencapai kinerja terbaiknya untuk meningkatkan pendapatan, baik dari sisi operasional eksisting maupun penjajakan peluang kerja sama baru.
“Untuk meningkatkan potensi pendapatan atau revenue enhancement maupun business creation, baik dalam satu rantai ekosistem logistik maupun di luar rantai ekosistem logistik,” tuturnya.
Strategi kedua yakni partnering in business development. Yang juga menjadi fokus IPCC di tahun ini adalah mencoba menjajaki berbagai peluang kolaborasi dengan sejumlah pihak.
Lalu terakhir, strengthening corporate governance. Di mana, IPCC akan berupaya menerapkan tata kelola yang baik dalam menjalankan bisnis sebagai bagian dari amanah para investor pemegang saham serta sebagai bentuk tanggung jawab kepada publik maupun para stakeholders di industri otomotif, pelabuhan, maupun pasar modal.
Nah, untuk mendukung tercapainya tiga hal tersebut, IPCC pun melakukan sejumlah transformasi perusahaan. Hal ini di antaranya ditandai dengan ekspansi vertikal dan horizontal, strategic partnership dengan sejumlah perusahaan automaker dan logistik, hingga pengelolaan manajemen risiko perusahaan.
Lalu, transformasi berikutnya adalah melalui transformasi digital, dengan secara bertahap merubah pencatatan menjadi electronic services (paper less) hingga pengembangan sistem jaringan antara IPCC-automaker-shipping line-Bea Cukai.
“Saat ini manajemen IPCC selain mempersiapkan diri dengan terintegrasinya Pelindo Bersatu juga sedang melakukan transformasi proses bisnis melalui budaya dan organisasi terutama pada pengembangan SDM sesuai dengan budaya AKHLAK dan menciptakan organisasi yang agile dan adaptif terhadap perubahan yang ada,” jelas dia.
Sebagai informasi, hingga akhir 2021 lalu, IPCC berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan. Pendapatan IPCC naik 44,96% menjadi Rp 516,84 miliar di tahun 2021 dari tahun sebelumnya Rp 356,53 miliar.
Segmen pelayanan jasa terminal masih mendominasi pendapatan IPCC dengan kontribusi sebesar 92,51% dari nilai total pendapatan. Dari sisi bottom line, IPCC meraup laba bersih Rp 60,06 miliar di tahun lalu dari sebelumnya yang tercatat rugi Rp 23,77 miliar.
“Realitanya, pendapatan IPCC dapat mencapai Rp 516,84 miliar di atas proyeksi Rp 463,69 miliar seiring kian meningkatnya kegiatan bongkar muat kendaraan dan sejumlah pencapaian kerjasama penanganan bongkar muat dengan sejumlah pihak,” tutup dia.
SUmber kontan.co.id edit koranbumn