PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) optimistis pada 2022 akan memiliki pertumbuhan kinerja yang lebih baik. Hal tersebut seiring dengan perkembangan pandemi Covid-19 yang lebih baik juga.
“Tahun 2022 kita akan tumbuh menjadi lebih sustain. Sekarang segmen penyebrangan terutama korporasi memberikan kontribusi yang meningkat,” kata Direktur Keuangan, Teknologi Informasi, dan Manajemen Risiko ASDP Indonesia Ferry Djunia Satriawan di Jakarta, Rabu (13/4/2022).
Djunia menjelaskan sebelumnya ASDP memperkirakan akan mengalami pemulihan pada 2022 setelah terdampak pandemi Covid-19. Hanya saja perkiraan tersebut datang lebih cepat.
“Semula kita rencanakan ASDP akan recovery pada 2022. Ternyata 2021 sudah membukukan laba hingga Rp 326 miliar. Itu sudah melampaui kinerja pada 2019,” ungkap Djunia.
Djunia menjelaskan, 64 persen pendapatan ASDP kontribusinya dari segmen penyeberangan. Pendapatan dari pelabuhan sebanyak 23 persen, dan sisanya didapatkan dari jasa wisata.
Djunia menambahkan, akuisisi pada awal 2022 yang dilakukan ASDP terhadap PT jembatan Nusantara menjadi salah satu penguatan kinerja perusahaan. “Jadi sekarang akselerasi bisnis di penyeberangna akan menjadi backbone kinerja ASDP,” jelas Sjunia.
Dia menambahkan, dengan adanya akuisisi tersebut, jumlah kapal yang dimiliki ASDP menjadi 219 armada. Djunia yakin market Sale yang dimiliki ASDP akan meningkat begitu juga dengan standarisasi layanan.
“Dengan akuisisi, ada kolaborasi bisnis. Dari sisi perusahaan target akuisisi punya segmen long distance lebih banyak yang dikelola ASDP,” tutur Djunia.
Sementara itu, Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan selama pandemi, terjadi shifting perubahan perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi atau kendaraan penumpang. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan pada kendaraan penumpang.
“Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi bahwa tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan logistik, khususnya pada periode libur hari raya,” ungkap Ira.
Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 72,05 lersen lebih rendah dibanding 2020 sebesar 76,91 persen. ASDP juga mencatat BOPO 2021 sebesar 91,51 peraen lebih rendah dibandingkan 2021 sebesar 98,39 persen.
“Hal ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha,” jelas Ira.
Ira menambahkan, mudik pada 2022 akan menjadi dinamika baru. Ira menuturkan, pemerintah juga akan mengantisipasi lonjakan pemudik yang signifikan.
Dengan adanya lonjakan pemudik yang dipreiksi akan terjadi pada tahun ini, Ira mengharapkan calon penumpang dapat membeli tiket melalui Ferizy. “Mohon agar pengguna jasa melakukan pemesanan tiket secara mandiri. Kalau mandiri, bisa pesan tiket hingga H-60 sebelum keberangkatan,” ungkap Ira.
Sumber Republika, edit koranbumn