Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) menandatangi dua perjanjian investasi pada jalan tol di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa.
Presiden Joko Widodo mengungkapkan, total nilai investasi tersebut mencapai Rp 39 triliun atau setara US$ 2,72 miliar.
INA menandatangani perjanjian induk dengan PT Hutama Karya untuk sejumlah investasi di ruas jalan tol baik di Tol Trans Sumatra.
Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, INA juga menandatangani konfirmasi dimulainya transaksi dengan Waskita Toll Road, yang merupakan anak usaha dari PT Waskita Karya Tbk (WSKT) untuk dua bagian jalan tol Trans Jawa.
Sri Mulyani menjabarkan, untuk investasi pada tiga ruas Tol Trans Sumatra terdiri dari TolĀ MedanāBinjai sepanjang 17 kilometer (km), Tol Bakauheni Besar sepanjang 141 km, dan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sepanjang 189 km.
Sedangkan untuk dua ruas Tol Trans Jawa yaitu Tol KanciāPejagan sepanjang 35 km, dan Tol Pejagan-Pemalang sepanjang 58 km.
āTransaksi ini adalah transaksi jangka panjang yang aman dan akan memberikan pendapatan stabil bagi INA, yang dimiliki oleh pemerintah secara mayoritas atau keseluruhan,ā tutur Sri Mulyani dalam agenda Kunjungan Presiden & Penandatanganan Perjanjian Induk antara INA dengan Hutama Karya, Kamis (14/4).
Penandatanganan tersebut merupakan langkah konkrit pertama INA sejak membentuk dana jalan tol di tahun lalu yang mencapai US$ 3,75 miliar, dengan Caisse de dƩpƓt et placement du QuƩbec (CDPQ), APG Asset Management (APG) dan satu unit Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) sebagai rekanan investor.
Selain itu, pada waktu yang sama, transaksi ini juga memberikan dana segar baru bagi Hutama Karya dan Waskita Karya, karena kedua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersbeutĀ masih terus diberikan misi untuk pembangunan Tol Trans Sumatra yang saat ini sudah rampung untuk 6 ruas sepanjang 531 km dengan total target 24 ruas sepanjang 2800 km.
Adapun, pembangunan Tol Trans Sumatra ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar dengan trafik dan potensi ekonomi yang akan memberikan ketahanan ekonomi nasional.
āKarena ekonomi Indonesia tidak hanya lagi bergantung kepada satu lokasi yaitu pulau Jawa,ā kata Sri Mulyani.
Sementara itu, Direktur Utama INA Ridha Wirakusumah mengatakan, sebenarnyaĀ proyek lain yang sedang dipertimbangkan untuk diinvestasikan pada tahun ini antara lain proyek pelabuhan laut, panas bumi, dan kesehatan.
Aset dana kekayaan yang dikelola INA hampir US$ 6 miliar, tetapi bertujuan untuk meningkatkan angka menjadi antara US$ 15 miliar hingga US$ 20 miliar dalam waktu tiga tahun didukung oleh bantuan dari investor bersama, kata Ridha kepadaĀ ReutersĀ bulan lalu.
Tidak seperti banyak dana kekayaan negara lainnya, yang mengelola kelebihan pendapatan minyak atau cadangan devisa, INA mencari dana asing sebagai co-investor untuk membiayai pembangunan ekonomi negara.
Sumber Kontan, edit koranbumn