Lembaga Pengelola Investasi (LPI), PT Hutama Karya (Persero), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (Waskita) berkolaborasi untuk mempercepat pengembangan jalan tol di Indonesia.
Kerja sama investasi antara LPI atau yang dikenal dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan Hutama Karya yakni untuk sejumlah ruas Jalan Tol Trans Sumatra mencakup ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, dan Tol Medan-Binjai.
Sementara itu, kerja sama lain yakni terkait dengan konfirmasi dimulainya transaksi atau confirmation of transaction commencement (CTC), antara INA dan anak usaha Waskita yaitu PT Waskita Toll Road. Kerja sama tersebut untuk proyek sejumlah ruas Jalan Tol Trans Jawa mencakup Tol Kanci-Pejagan dan Tol Pejagan-Pemalang.
CEO INA Ridha Wirakusumah menyatakan kerja sama investasi tersebut sejalan dengan misi LPI untuk berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia, percepatan pembangunan dan pengembangan jalan tol. Harapannya, pengembangan Trans Sumatra dan Trans Jawa bisa menciptakan efek pengganda pada pertumbuhan ekonomi dan mengoptimalkan potensi ekonomi di pulau Sumatra dan Jawa.
“Selain itu, investasi ini menunjukkan sinyal positif bagi iklim investasi di Indonesia, terutama minat investasi di sektor infrastruktur jalan tol Indonesia. Kami akan terus menggalang investasi untuk sektor-sektor lain yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memberikan dampak positif pada pembangunan berkelanjutan,” kata Ridha seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (14/4/2022).
Sementara itu, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto berharap agar investasi dari INA bisa menjadi sumber pembiayaan baru untuk melengkapi berbagai pembiayaan lain yang sudah ada seperti Penyertaan Modal Negara (PMN) dan pinjaman perbankan.
“Hutama Karya, sebagai BUMN yang tengah menjalankan penugasan Pemerintah untuk membangun JTTS sepanjang 2.800 km mulai dari Provinsi Lampung hingga Aceh, akan terus menyelesaikan seluruh tahapan, mulai dari pendanaan, perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan, sehingga percepatan penyelesaian JTTS dapat berjalan lancar dan dapat selesai sesuai target,” jelas Budi.
Sesuai mandat, INA berperan untuk menarik investasi domestik dan internasional (foreign direct investment) sebagai alternatif pembiayaan non-utang yang digunakan untuk membangun infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, termasuk pengembangan infrastruktur jalan tol.
Pada tahun lalu, INA menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) untuk membentuk platform investasi dengan komitmen hingga US$3,75 miliar untuk penanaman modal di sektor jalan tol.
Beberapa mitra strategis global, antara lain bersama Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), APG Asset Management (APG), dan Caisse de dépôtet placement du Québec (CDPQ).
Sumber Kontan, edit koranbumn