Fluktuasi harga komoditas perkebunan, terutama kelapa sawit yang sangat dinamis pada setahun terakhir menjadi perhatian khusus Komisaris Utama PTPN VII Nurhidayat. Pernyataan itu diulangi Nurhidayat saat meninjau kebun dan pabrik kelapa sawit PTPN VII Unit Betung @ptpn7_betu , Selasa (24/5). Ia mengatakan, perubahan harga kelapa sawit, baik TBS, CPO, dan minyak goreng yang naik cukup tinggi membutuhkan kewaspadaan dalam mensikapinya.
Pada hari kedua kunjungannya, Nurhidayat didampingi SEVP Ops. I PTPN VII Budi Susilo, SEVP Ops. II Dicky Tjahyono, Kabag. Ops. I Danil Solikhin, Kabag Ops II Wiyoso, Kabag SPI Ary Askari, dan Sekretaris Perusahaan Bambang Hartawan. Rombongan juga meninjau Unit Tebenan @ptpn7_tebe yang mengelola pabrik dan kebun karet.
Nurhidayat mewanti-wanti soal antisipasi fluktuasi harga komoditas karena PTPN VII juga memiliki pabrik yang selain mengolah produksi dari kebun sendiri juga perlu lebih banyak membeli dari pihak ketiga untuk memenuhi kapasitas pabrik. Dengan optimalisasi utilitas pabrik ini dapat meningkatkan skala ekonomi sehingga biaya produksi per unit bisa lebih efisien.
Dalam dua hari peninjauan di lapangan, ia melihat besarnya potensi buah yang bisa dipanen lebih maksimal baik di Kebun Unit Bentayan, Betung Krawo, dan Unit Betung. Beberapa masalah dan kendala yang ada masih bisa dicarikan solusinya melalui koordinasi dengan kantor pusat.
Disela-sela kunjungan di Tebenan, Nurhidayat berkesempatan menyerahkan piagam penghargaan kepada mandor di Afdeling I sebagai mandor peraih produksi panen tertinggi. Ada dua mandor yang menerima yakni Sarbani dan Suprapto. Ia meminta kepada semua mandor agar terus berlomba memberikan hasil terbaik sehingga target perusahaan bisa tercapai.













