Setelah merger, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) mencatat peningkatan laba sepanjang 2021. Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono mengatakan kinerja audited Pelindo pada 2021 mencatatkan laba sebesar Rp 3,2 triliun.
“Angka ini (laba sepanjang 2021) naik dibandingkan perolehan 2022 yang mencapai Rp 3 triliun,” kata Ali dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (24/6/2022).
Ali menjelaskan lilai laba bersih tersebut turut menyumbang peningkatan laba BUMN pada 2021 yang mencapai total Rp 126 triliun. Pendapatan BUMN tersebut meningkat hingga 869 persen dari laba 2020.
Dia menambahkan, capaian positif Pelindo pada 2021 sejalan dengan program merger yang telah dijalankan pada Oktober 2021. “Perseroan telah bukukan pendapatan usaha senilai Rp 28,8 triliun, naik dibandingkan pendapatan usaha 2020 yakni sebesar Rp 26,6 triliun,” jelas Ali.
Selain itu, Ali mengungkapkan Pelindo juga memberikan kontribusi pada negara. Kontribusi tersebut dilakukan melalui setoran Dividen, PNBP, Konsesi, PPH, PPN, dan PBB dengan nilai total Rp 4,7 triliun pada tahun buku 2021.
“Salah satu fokus utama Pelindo pascamerger adalah transformasi operasional pada kluster petikemas melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan,” tutur Ali.
Hasilnya, kata Ali, selama hampir delapan bulan pascamerger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.
Peningkatan kinerja yang sama terjadi di TPK Makassar. Ali menuturkan kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 42 BSH dan waktu sandar juga bisa berkurang dari 2 hari menjadi 1 hari. Sejalan dengan TPK Makassar,
“Terminal Makassar New Port juga mengalami peningkatan kecepatan bongkar muat dari 20 BSH menjadi 39 BSH dengan standar waktu sandar yang berkurang dari dua menjadi satu hari,” jelas Ali.
Sementara itu, peningkatan kinerja terbaik ada di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon. Dia mengungkapkan, peningkatan jumlah bongkar muat naik hampir tiga kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 35 boks.
“Dampaknya, jumlah waktu sandar dapat terpangkas dari tiga hari menjadi satu hari,” ujar Ali.
Bagi Pelindo, Ali mengungkakan semakin pendeknya waktu sandar dan kecepatan bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien. Hal tersebut tergambar dalam kinerja kuartal I 2022 Pelindo dengan nilai laba bersih mencapai Rp 670 miliar atau meningkat 46 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan sejumlah keberhasilan transformasi yang dicanangkan Kementerian BUMN. Hal tersebut terlihat dari sejumlah pencapaian yang ditorehkan BUMN selama 2021.
“Total pendapatan BUMN Rp 1.983 triliun atau setara 99 persen dari pendapatan APBN,” ucap Erick.
Erick mengatakan perbaikan kinerja BUMN juga berdampak positif terhadap kontribusi untuk negara. Erick menyampaikan total pajak, dividen, dan PNBP yang diberikan BUMN secara konsolidasi mencapai Rp 371 triliun.
“Alhamdulillah laba 2021 dibandingkan tahun sebelumnya, yang tadinya Rp 13 triliun, sekarang dengan segala efisiensi dan perbaikan model bisnis yang didukung Komisi VI, laba untuk 2021 sebesar Rp 126 triliun. Ini adalah prestasi yang saya rasa luar biasa,” ungkap Erick.
Saat ini Erick sudah menetapkan dua fokus prioritas dalam mewujudkan keseimbangan melalui pendanaan dan pendampingan. Untuk itu, Erick pun memetakan fokus masing-masing bank BUMN agar tak lagi saling bersaing memperebutkan sektor pembiayaan korporasi besar dan melupakan UMKM.
Sumber Republika, edit koranbumn