PT Waskita Karya (Persero) mengajukan penyertaan modal negara (PMN) 2022 senilai Rp 3 triliun. Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan suntikan negara tersebut dialokasikan untuk menyelesaikan dua proyek ruas tol yang terletak di Pulau Sumatera dan Jawa yaitu ruas Tol Kayu Agung-Palembang-Betung senilai Rp 2,4 triliun dan Ciawi-Sukabumi senilai Rp 996 miliar.
Destiawan menyampaikan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang 111 km memiliki nilai investasi hingga Rp 22 triliun dan masa konsesi 40 tahun hingga 50 tahun serta internal rate of return (IRR) 9,6 persen.
“Untuk Ciawi-Sukabumi sepanjang 38 km itu alokasi PMN sebesar Rp 11,7 triliun dengan masa konsesi 45 tahun dan IRR 13,4 persen,” ujar Destiawan saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (27/6).
Destiawan berharap PMN tersebut dapat mendongkrak pemulihan kinerja perusahaan yang masih mengalami tekanan. Dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2022, ucap Destiawan, Waskita masih akan memiliki utang sebesar Rp 79,12 triliun dan rugi sebesar Rp 1,11 triliun.
Ia menargetkan pendapatan usaha Waskita dapat menyentuh angka Rp 29,44 triliun dan laba kotor sebesar Rp 3 triliun serta Ebitda dengan Rp 4,77 triliun.
“Rugi bersih yang diperkirakan Rp 1,11 triliun itu disebabkan beban bunga dan utang yang masih cukup besar. Karena adanya beban utang itu sehingga rugi bersih sebesar Rp 1,11 triliun,” ucap dia.
Destiawan memproyeksikan total liabilitas Waskita pada 2022 mencapai Rp 79,12 triliun dan total ekuitas berada di angka Rp 19,81 triliun. Ia juga menyebut aset perusahaan mengalami penurunan Rp 98,935 triliun.
Untuk memperbaiki kesehatan perusahaan, sambung Destiawan, Waskita berencana melakukan divestasi atau melepas lima ruas tol pada 2022. Ia memerinci lima ruas yang akan dilepas meliputi SMR dengan nilai Rp 471 miliar, PPTR senilai Rp 1,1 triliun, TJPJT sebesar Rp 359 miliar, PBTR sebesar Rp 583 miliar, dan CCT senilai Rp 306 miliar.
“Divestasi tol ini diharapkan dapat upaya memperbaiki kinerja perusahaan. Tahun ini, kami merencanakan gain divestasi jalan tol sebesar Rp 2,98 triliun untuk lima ruas tersebut,” lanjut dia.
Kendati begitu, dia menyampaikan rencana divestasi lima ruas tol belum ada yang terealisasi hingga saat ini. Destiawan menyebut ruas tol CCT baru akan melakukan proses penandatangan pengambilalihan dengan SMI pada akhir Juni ini.
“Dua ruas lainnya yang akan diambil INA rencananya akan dilakukan pada Juli. Kami berharap hingga akhir tahun ada lima ruas tol yang akan didivestasi,” kata Destiawan menambahkan.
Sumber Republika, edit koranbumn