Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) Sunarso mengungkapkan keberhasilan obligasi hijau (green bond) Tahap I Tahun 2022 yang dikeluarkan perseroan, tidak terlepas dari lima proposisi investasi yang dijalankan BRI.
Untuk diketahui, obligasi hijau Tahap I Tahun 2022 yang dirilis BRI mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,4 kali. BRI menerbitkan dan menawarkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap I Tahun 2022 dengan pokok obligasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp5 triliun.
“Keberhasilan ini juga tak terlepas dari lima investment proportions yang ditawarkan,” kata Sunarso dalam siaran pers, Kamis (7/7/2022).
Proposisi investasi pertama, kata Sunarso, adalah strategi bisnis yang konsistensi dan berfokus melayani pelaku usaha UMKM khususnya mikro yang menjadi fokus kompetensi dari BRI.
Kedua, adalah bisnis model perbankan secara hybrid. BRI membangun model bisnis yang berbasis pada kebutuhan pelanggan, dengan memadukan keunggulan dari segi kehadiran fisik dengan kapabilitas digital. Hal ini efektif mengakomodasi karakteristik segmen mikro yang merupakan mayoritas nasabah BRI.
Ketiga, ujar Sunarso, adalah solid foundation for low cost fund. BRI menyasar sampai ke dana murah (CASA) mikro. Perseroan sendiri memiliki basis pelanggan yang besar, mencapai 31 juta nasabah debitur, serta lebih dari 130 juta nasabah simpanan.
Keempat, manajemen memiliki modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan. Perseroan pun berupaya memitigasi risiko di masa depan sehingga dapat memberikan return yang optimal dan berkelanjutan.
Terakhir adalah komitmen kuat kepada seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung penerapan ESG. Sunarso mengatakan BRI tidak hanya menghadirkan nilai ekonomis tetapi juga nilai sosial, melalui penerapan dan penguatan prinsip-prinsip ESG pada seluruh aspek bisnis.
“Bagi BRI, penerapan ESG bukanlah sebuah tujuan akhir namun ini adalah sebuah journey. Dari tahun ke tahun BRI terus melakukan penguatan penerapan ESG melalui berbagai inisiatif,” ujar Sunarso.
Dalam prospektus yang diterbitkan, BRI menargetkan dana yang dihimpun dari Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan mencapai Rp15 triliun dan dilakukan bertahap selama 3 tahun sampai 2024.
Green bond BRI tersebut dibagi 3 seri dengan tenor dan kupon yang beragam yaitu, Seri A tenor 1 tahun dengan range kupon penawaran 3,70 – 4,50 persen. Seri B tenor 3 tahun dengan range kupon penawaran 5,75 – 6,50 persen. Serta Seri C tenor 5 tahun dengan range kupon penawaran 6,45 – 7,25 persen.
Untuk kupon final dari green bond BRI tersebut yaitu Seri A tenor 1 tahun dengan kupon 3,70 persen, seri B tenor 3 tahun dengan kupon 5,75 persen, serta Seri C tenor 5 tahun berkupon 6,45 persen.
Sementara itu, dengan kelebihan permintaan hingga 4,4 kali tersebut, BRI mencatat jumlah permintaan dari investor domestik mencapai Rp21,84 triliun, sedangkan investor luar negeri Rp1,12 triliun.
Adapun dana yang diperoleh dari penerbitan green bond BRI tersebut, sekitar 70 persen akan digunakan untuk pembiayaan baru, sedang berjalan, atau telah selesai, yang ditujukan kepada kegiatan usaha dan atau kegiatan lain yang termasuk dalam Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL).
Berikut informasi jadwal terkait green bond BRI:
Perkiraan Penawaran Awal: 23 Juni-1 Juli 2022
Perkiraan Tanggal Efektif: 12 Juli 2022
Perkiraan Masa Penawaran Umum: 14-15 Juli 2022
Perkiraan Tanggal Penjatahan: 18 Juli 2022
Perkiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan: 20 Juli 2022
Perkiraan Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik (Tanggal Emisi): 20 Juli 2022
Perkiraan Tanggal Pencatatan Efek di PT Bursa Efek Indonesia: 21 Juli 2022
Sumber Bisnis, edit koranbumn