PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) berupaya mengincar fundraising atau pendanaan untuk sepanjang tahun 2019 ini mencapai Rp 14 triliun.
Direktur Keuangan BBTN Iman Nugroho Soeko mengatakan, pendanaan yang akan dipilih tahun 2019 ini masih berupa utang. Menurutnya saat ini BBTN masih belum memerlukan pendanaan dari ekuitas di tengah kondisi suku bunga acuan yang cukup tinggi ini.
“Jadi masih ke produk lain, seperti yang pertama sekuritisasi KPR sintetik, itu karena ratingnya 1 notch di atas rating corporate BBTN jadi bisa hemat sedikit di besaran kuponnya,” ujar Iman Kepada Kontan, Jumat (18/1).
Selain itu, metode pendanaan lain yang akan dilkutkan adalah melalui pinjaman sindikasi dalam bentuk dollar Amerika Serikat karena menurutnya saat ini bunga dari sindikasi masih relatif murah dan bisa digunakan sebagai bantalan (cushion) likuiditas oleh secondary reserve menggantikan dana pihak ketiga (DPK) yang saat ini cukup mahal.
Bank Indonesia (BI) sudah mengerek suku bunga acuan BI atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) sebanyak 175 bps ke level 6% sepanjang 2018.
“Serta pinjaman bilateral rupiah untuk jaga LCR dan NSFR. Obligasi kami pertimbangkan jika tingkat bunga pasar sudah cenderung flat dan stabil,” ujar Iman.
Sumber Kontan Edit koranbumn