PT Angkasa Pura (Persero) melihat prospek baik dari beberapa maskapai internasional yang berminat membuka rute penerbangan ke Bandara Udara New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Direktur AP I Faik Fahmi mengatakan, maskapai-maskapai itu berasal dari negara China, Korea, Jepang, hingga negara-negara Timur Tengah. Tidak ketinggalan pula Garuda Indonesia.
“Rencana April (2019), selain memindahkan enam penerbangan internasional dari Adisutjipto, saya mendapat beberapa permintaan pengoperasian dari beberapa negara. Saya kira ini sangat positif,” kata Faik seusai menerima Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution di NYIA, Sabtu (19/1).
“Kita melihat ada sekitar enam airlines yang sudah berminat. Beberapa dari China, Korea, Jepang. Middle east (Timur Tengah) juga ada,” kata Faik menambahkan.
AP I terus mengebut pembangunan fisik baik gedung dan infrastruktur NYIA. Kini, bandara baru ini sudah mencapai 30% fisik pembangunan. Beberapa di antaranya terlihat paralel taxiway atau jalur bagi lalu lalang pesawat. Taxiway sudah memasuki tahap pengerasan dan tampak mulai betonisasi.
Sementara itu, beberapa bagian dari gedung terminal sudah terlihat memasuki penyelesaian lantai ke-3. Gedung parkir hingga masjid bahkan hampir selesai.
Sejak awal, Angkasa Pura meyakini bandara ini bisa melayani penerbangan pada April 2019 dengan minimum operasi.
Saat itu, sisi airside atau sisi udara sudah selesai 100%, yakni runway atau landasan pacu pesawat sepanjang 3.250 meter yang bisa didarati pesawat berbadan lebar.
Begitu pula dengan terminal penumpang bakal terbangun seluas 12.900 meter persegi yang cukup besar untuk melayani penumpang pesawat internasional.
“Dari penerbangan internasional, harapan kita dengan pesawat besar,” katanya.
Bersama dengan pembangun, AP I juga terus menawarkan slot penerbangan ke berbagai maskapai penerbangan di berbagai negara.
Hingga kini, penerbangan charter reguler dari Cina kemungkinan besar dan berpeluang akan mengoperasikan pesawat di NYIA nanti. Angkasa Pura I mengharapkan, penerbangan internasional akan menggunakan pesawat berbadan lebar. Dengan demikian, maka mereka bisa membawa turis dalam jumlah yang besar pula.
“Sekarang masih kita diskusikan dengan mereka kapan masuknya. Ada beberapa yang sudah menyampaikan reguler charter dari China,” kata Faik.
Faik mengatakan, kepastian maskapai apa saja yang akan mendarat di NYIA akan terlihat pada awal Maret 2019 mendatang.
“Dalam waktu dekat, mungkin awal Maret sudah ada (maskapai dari) mana saja,” katanya.
Sementara itu, Bandara Adisutjipto Yogyakarta melayani penerbangan internasional langsung hanya dari Malaysia dan Singapura dengan enam kali penerbangan setiap hari. Dua maskapai melayani penerbangan itu dengan pesawat kecil, yakni Air Asia dan Silk Air.
Diyakini, penerbangan internasional per hari langsung ke Yogyakarta akan berlangsung lebih banyak ketika NYIA beroperasi. (Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com / kontan Edit koranbumn