Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Tunas Finance (MTF) mencatat pertumbuhan dobel digit hingga paruh pertama 2022. Perusahaan melihat pemulihan kondisi ekonomi para debitur telah membawa kinerja penyaluran pembiayaan baru pada paruh periode 2022 berada dalam jalur pertumbuhan.
Direktur Sales & Distribusi MTF William Francis mengungkap bahwa realisasi pembiayaan baru perseroan sepanjang semester I/2022 tercatat telah mencapai Rp12,8 triliun.
“Capaian per Juni 2022 tersebut tercatat tumbuh 39 persen [year-on-year/yoy] dari capaian yang sama tahun lalu senilai Rp9,2 triliun. Alhasil, saat ini secara bisnis MTF terus tumbuh dengan baik. Terutama karena kondisi makroekonomi bagus, demand pembiayaan kendaraan juga tinggi,” ujarnya, Rabu (20/7/2022).
William mengungkap bahwa kinerja ini pun telah sesuai ekspektasi karena target penyaluran pembiayaan sepanjang tahun ini mencapai Rp24 triliun atau lebih, alias dipatok tumbuh sekitar 17 persen secara tahunan.
Ke depan, MTF masih akan fokus menggenjot lini bisnis andalannya, yaitu pembiayaan segmen mobil baru ‘sejuta umat’ atau tipe-tipe mobil yang terbilang laris di pasaran.
“Maka dari itu, kami berusaha untuk fleksibel menawarkan produk yang mendukung kebutuhan nasabah, misalnya lewat strategi menyediakan pilihan rate murah, DP [uang muka] murah, serta menyediakan tenor yang sesuai keinginan nasabah,” tambahnya.
Namun, William mengakui bahwa untuk mendongkrak pertumbuhan lebih maksimal, MTF membutuhkan produk pembiayaan lain sebagai andalan, kanal-kanal pembiayaan secara digital, dan memulai beragam strategi demi menjaring konsumen muda.
Sebab, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) masih berharap bisa mengembalikan porsi pembiayaan tahunan seperti kinerja periode normal sebelum pandemi Covid-19 alias sepanjang 2019, yang ketika itu mencapai Rp28,78 triliun.
“Oleh karena itu, saat ini kami juga terus mengembangkan produk Cash Aja, layanan pembiayaan dana tunai buat debitur. Kami lihat Cash Aja ini salah satu yang mendorong pertumbuhan pembiayaan dari kanal digital, walaupun nilainya belum signifikan,” tutupnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn