Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan perusahaan terus melakukan transformasi dan menerapkan nilai Akhlak sebagaimana digaungkan Menteri BUMN Erick Thohir. Darmawan menegaskan komitmen PLN untuk terus memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Darmawan menyebut PLN tak akan berpuas diri dan akan terus-menerus melakukan perbaikan.
“Sebagai perusahaan negara yang menjalankan amanah untuk memberikan layanan listrik ke masyarakat, PLN terus beradaptasi dengan kemajuan zaman, termasuk mendorong digitalisasi demi memberikan pelayanan terbaik ke pelanggan,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (31/7).
Darmawan juga mengingatkan seluruh insan PLN agar senantiasa menjaga capaian kinerja yang positif. Hal ini selaras dengan transformasi PLN yang memiliki memiliki empat aspirasi yaitu, Green, Lean, Innovative dan Customer Focused yang telah terlihat.
“Transformasi yang sedang berjalan di PLN telah membuahkan hasil. Kita berharap ini akan mendukung keseluruhan transformasi yang kita harapkan menjadikan PLN sebagai perusahaan kelistrikan terkemuka di Asia Tenggara,” ucap Darmawan.
Darmawan juga menambahkan PLN terus memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Perkembangan teknologi yang ada serta dinamika warganet di sosial media juga turut diperhatikan sehingga layanan PLN 123 kini berkembang dan kian terintegrasi.
PLN juga terus mengembangkan layanan dalam genggaman untuk pelanggan lewat New PLN Mobile, aplikasi yang dengan mudah menghubungkan pelanggan dengan perusahaan di ponsel mereka.
Darmawan menambahkan transformasi bisnis juga telah dilakukan dengan meningkatkan pelayanan kelistrikan pelanggan melalui Pelayanan Teknik (Yantek) Optimalization. PLN mensinergikan aplikasi New PLN Mobile dengan sistem Virtual Command Centre (VCC) di internal PLN sehingga pengaduan bisa termonitor.
“Kita optimistis, manajemen pelanggan PLN akan semakin lebih baik di era digital ini. Seluruh insan PLN siap mendukung kebutuhan pelanggan melalui contact center yang kian terintegrasi,” ucap Darmawan.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan sektor kelistrikan memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan juga perekonomian Indonesia. Hal ini yang menjadi dasar di balik tingginya biaya investasi dalam sektor kelistrikan.
“Sering dibilang PLN utangnya Rp 500 triliun. Indonesia saat itu dengan pertumbuhan yang tinggi memang memerlukan investasi percepatan ketenagalistrikan, ingat kita pernah punya program 35 ribu megawatt (mW) karena industri kita naik,” ujar Erick.
Erick menyampaikan program yang diluncurkan pada 2015 merupakan upaya pemerintah dalam mencukupi kekurangan listrik. Namun, Erick tak menampik jika perjalanan program ini tak selalu mulus lantaran munculnya pandemi covid-19.
“Sekarang memang karena Covid-19 kita kelebihan listrik hampir 16 ribu mW, tapi waktu itu kekurangan listrik 35 ribu mW. Ini sesuatu yang terjadi tidak bisa dipilih. Kalau menyalahkan menteri dan diru sebelumnya juga tidak bijak apakah bijak, kita yang saat ini diberi amanah ya kita harus tanggung jawab sama-sama,” ucap Erick.
Begitu tahu utang PLN mencapai Rp 500 triliun, Erick pun meminta perusahaan setrum pelat merah itu untuk mengurangi capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar 25 persen hingga 50 persen. Menurut Erick, pengurangan belanja modal terbukti efektif dalam meningkatkan efisiensi perusahaan.
“Alhamdulillah terjadi pengurangan, saat itu angkanya sampai hampir Rp 20 triliun sampai Rp 30 triliun, bisa kok kita kalau mau efisien, kita ini manja aja,” lanjut Erick.
Sumber Republika, edit koranbumn