Bank Indonesia mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengoptimalkan fasilitas BI Fast dalam transaksi pembayaran.
Fasilitas transfer melalui BI Fast yang lebih murah akan membantu UMKM bertransaksi secara lebih murah atau efisien, lebih cepat dari fasilitas transaksi lainnya.
Asisten Gubernur/Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Fillianingsih Hendarta, menjelaskan BI akan mendorong 63 juta UMKM di Indonesia untuk menggunakan BI Fast. Langkah tersebut bagian dari upaya BI dalam mempercepat digitalisasi UMKM.
“BI Fast merupakan modernisasi dari SKNBI, dengan biaya yang lebih murah BI Fast membuka manfaat seluas-luasnya bagi UMKM di Indonesia, termasuk UMKM di Bali dan Nusa Tenggara. Manfaat BI Fast antara lain lebih efisien, lebih cepat bagi UMKM yang transaksinya setiap hari,” jelas Fillianingsih di Denpasar, Selasa (9/8/2022).
Saat ini peserta BI Fast mencapai 51 bank dan satu peserta nonbank. Volume transaksi BI Fast hingga Juli 2022 mencapai 180,9 juta transaksi, dengan nilai transaksi Rp622,1 triliun.
Menurut Fillianingsih, masuknya 51 bank sebagai peserta BI Fast sudah mewakili 80 persen transaksi retail di Indonesia, mulai dari transaksi UMKM hingga transaksi industri besar.
Meningkatnya nilai transaksi melalui BI Fast terjadi setelah BI masuk dalam fasilitas mobile banking. Volume dan nilai transaksi tersebut akan terus bertambah seiring dengan semakin dikenalnya BI Fast oleh kalangan milenial dan generasi dibawahnya yang membutuhkan transaksi cepat dan murah.
Bank Indonesia juga akan mendorong transaksi kredit dan debit di Perbankan melalui BI Fast, fasilitas SKNBI akan difokuskan ke layanan cek giro. Biaya transfer BI Fast juga masih dimungkinkan untuk turun dari Rp2.500 jika pengguna BI Fast semakin bertambah.
“Biaya transfer masih bisa turun, tergantung kesiapan industri perbankan dan konsumen sendiri. Jika volume dan nilai transaksi BI Fast meningkat, biaya transfer semakin berpotensi turun. Ada juga Bank yang sudah menggratiskan layanan BI Fast,” ujar Fillianingsih.
Kepala Perwakilan BI Bali, Trisno Nugroho, menjelaskan fasilitas BI Fast bisa mendorong akselerasi ekonomi Bali yang sedang dalam tahap pemulihan setelah pandemi Covid-19.
“Akselerasi ekonomi Bali melalui BI Fast menjadi fokus kami selain dengan QRIS, kami harap penggunaan BI Fast di Bali bisa mengikuti kesuksesan penggunaan QRIS. Bank BPD Bali juga sudah menjadi peserta BI Fast, jadi kami optimistis akselerasi semakin cepat,” kata Trisno.
Sumber Bisnis, edit koranbumn