Rencana PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. atau BRIS menambah modal dengan menerbitkan saham baru atau rights issue diperkirakan akan mengerek harga saham menjadi Rp1.795.
“Angka itu jadi rasional karena telah teruji oleh BSI sendiri pada Maret 2022,” kata ekonom dan praktisi pasar modal Lucky Bayu Purnomo, akhir pekan lalu.
Lucky mengatakan saat ini kapitalisasi pasar BSI adalah Rp62,11 triliun. Sementara itu, harga saham BSI dalam satu tahun terakhir bergerak pada rentang Rp1.205–Rp2.370.
Dia juga menilai penerbitan saham baru akan meningkatkan volatilitas saham BRIS. “Posisi saat ini BSI belum kembali ke level tertinggi sebelumnya,” katanya.
Pada perdagangan, Jumat (2/9/2022), saham BRIS dibuka pada level Rp1.530 dan ditutup pada level Rp1.510. Kendati mengalami kontraksi, saham bank syariah gabungan tiga anak usaha bank BUMN ini menguat 1 persen dibandingkan dengan pembukaan awal pekan lalu, Rp1.495.
Sementara itu, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menuturkan rights issue diharapkan mampu meningkatkan ekuitas perseroan, sehingga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dapat mencapai di atas 20 persen hingga akhir 2025. “Saat ini, CAR BSI berada di kisaran 17 persen. Hal tersebut juga sesuai dengan average CAR Top 10 National Bank dan menjaga level of comfort market,” ujarnya.
Cahyo mengatakan suntikan modal ini nantinya akan mendukung ekspansi pertumbuhan BSI, baik secara organik maupun anorganik. Hingga 2025, BSI memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan compound annual growth rate (CAGR) berada di atas 15 persen.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan rights issue BRIS bertujuan memenuhi aturan free float atau saham publik dan ekspansi bisnis perseroan. Kartika atau akrab disapa Tiko menyatakan rights issue BRIS akan mencapai Rp5 triliun atau lebih.
Mengutip keterbukaan, rencana rights issue BRIS akan terlebih dahulu meminta persetujuan dari rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 23 September 2023. Merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB hingga efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan. Perseroan berharap rights issue dapat dilaksanakan pada kuartal IV/2022.
Kinerja BSI
Adapun BSI meraup laba bersih senilai Rp2,13 triliun sepanjang semester I/2022 atau tumbuh 41,31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini didukung oleh pembiayaan BSI yang tumbuh 18,55 persen yoy menjadi Rp191,29 triliun. Secara rinci, pembiayaan mikro tumbuh 31,13 persen, konsumer naik 21,66 persen, wholesale 20,34 persen, pembiayaan kartu 22,87 persen dan gadai emas bertumbuh 20,07 persen.
Pada periode yang sama, kinerja BRIS ini juga didukung oleh penempatan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp244,66 triliun atau naik sebesar 13,07 persen yoy.
Sumber Bisnis, edit koranbumn